KEAJAIBAN AIR DALAM KISAH THALUT
فَلَمَّا فَصَلَ طَالُوتُ بِالْجُنُودِ 
قَالَ إِنَّ اللّهَ مُبْتَلِيكُم بِنَهَرٍ فَمَن شَرِبَ مِنْهُ فَلَيْسَ 
مِنِّي وَمَن لَّمْ يَطْعَمْهُ فَإِنَّهُ مِنِّي إِلاَّ مَنِ اغْتَرَفَ 
غُرْفَةً بِيَدِهِ فَشَرِبُواْ مِنْهُ إِلاَّ قَلِيلاً مِّنْهُمْ فَلَمَّا 
جَاوَزَهُ هُوَ وَالَّذِينَ آمَنُواْ مَعَهُ قَالُواْ لاَ طَاقَةَ لَنَا 
الْيَوْمَ بِجَالُوتَ وَجُنودِهِ قَالَ الَّذِينَ يَظُنُّونَ أَنَّهُم 
مُّلاَقُو اللّهِ كَم مِّن فِئَةٍ قَلِيلَةٍ غَلَبَتْ فِئَةً كَثِيرَةً 
بِإِذْنِ اللّهِ وَاللّهُ مَعَ الصَّابِرِينَ
Maka tatkala Thalut keluar membawa 
tentaranya, ia berkata: "Sesungguhnya Allah akan menguji kamu dengan 
suatu sungai. Maka siapa di antara kamu meminum airnya; bukanlah ia 
pengikutku. Dan barangsiapa tiada meminumnya, kecuali menceduk seceduk 
tangan, maka dia adalah pengikutku." Kemudian mereka meminumnya kecuali 
beberapa orang di antara mereka. Maka tatkala Thalut dan orang-orang 
yang beriman bersama dia telah menyeberangi sungai itu, orang-orang yang
 telah minum berkata: "Tak ada kesanggupan kami pada hari ini untuk 
melawan Jalut dan tentaranya." Orang-orang yang meyakini bahwa mereka 
akan menemui Allah, berkata: "Berapa banyak terjadi golongan yang 
sedikit dapat mengalahkan golongan yang banyak dengan izin Allah. Dan 
Allah beserta orang-orang yang sabar." ( Qs Al Baqarah : 249 )
Ketika saya menyampaikan kepada jama’ah 
yang hadir bahwa di dalam berjihad di jalan Allah, kita memerlukan dana 
yang banyak untuk pembiayaan perang supaya kita menang. Pada sesi tanya 
jawab, salah seorang peserta menanyakan tentang penafsiran ayat di atas 
dan relasinya dengan dana yang banyak untuk keperluan perang. Sang 
penanya mengatakan bahwa ayat di atas menunjukkan bahwa yang minum 
sedikit justru menang sedang yang minum banyak malah kalah. Seakan-akan 
ia ingin mengungkapkan bahwa yang punya harta sedikit justru menang dan 
yang punya harta banyak justru kalah.
Pada waktu itu saya – dengan taufik dari
 Allah swt - menjawab bahwa ayat itu menunjukan pentingnya tarbiyah 
nafsiyah ( pendidikan untuk mengekang jiwa dari hal-hal yang dilarang 
oleh Allah swt ) dan pentingnya pelatihan untuk bisa mengendalikan hawa 
nafsu sebelum terjun dalam peperangan fisik dengan musuh. Siapa saja 
yang mampu menahan hawa nafsunya, Insya Allah akan menuai kemenangan, 
sebaliknya orang yang terbiasa mengumbar hawa nafsunya, maka dia akan 
mengalami kekalahan di dalam perang. Dan alhamdulillah, Al Kaya al 
Harasi di dalam tafsirnya Ahkamul Qur’an juga menyebutkan keterangan 
yang serupa.
Alasan kedua yang saya sampaikan dalam 
majlis itu adalah bahwa di dalam perjalanan yang jauh dan panas ( 
khususnya ketika berjalan kaki dengan jarak tempuh yang jauh ), 
seseorang hendaknya jangan terlalu banyak meminum air, karena akan 
menyebabkan dia lemah sehingga jalannya menjadi lambat dan tidak lincah,
 bahkan menyebabkan dia tidak bisa melanjutkan perjalanan. Hal ini, saya
 alami sendiri, ketika masih muda dan sering melakukan  perjalanan malam
 dengan jalan kaki dengan jarak tempuh 30- 40 km, ketika saya banyak 
minum, maka menjadi malas berjalan, tetapi ketika hanya minum sedikit 
atau sekedarnya, justru kekuatan untuk berjalan itu menjadi  penuh.
Di dalam tafsir al Kaya al Harasi ( 1/ 
164 ) disebutkan : “ Mereka langsung menyerbu sungai setelah mereka 
kehausan yang amat sangat, kebanyakan mereka menyebur ke sungai dan 
mereka minum sebanyak-banyaknya “
Saya terkesan dengan pernyataan al Kaya 
al Harasi di atas khususnya kata-kata : “ Setelah mereka kehausan yang 
amat sangat “. Menurut yang saya ketahui, bahwa seseorang kalau haus 
sekali, apalagi di bawah terik matahari, dia tidak boleh langsung minum 
banyak, apalagi air es, karena akan membahayakan kesehatan. 
Penjelasannya  adalah dalam keadaan cuaca panas, maka suhu tubuh kita 
juga ikut panas, jika dia langsung minum air es, seakan-akan memadamkan 
bara api. Sehingga banyak orang yang minum air es banyak-banyak pada 
waktu udara panas, tenggorakannya akan kering dan terluka.
Minum air es dalam keadaan udara panas, 
akan menyebabkan perut terasa keram atau kejang. Minum air es akan 
mengubah irama atau tata cara kerja alat di dalam tubuh, terutama perut.
 Akibatnya adalah timbulnya sedikit gas dalam perut yang bisa membuat 
perut buncit .
Yang menarik adalah pernyataan sebagian 
kalangan bahwa terlalu sering minum air dingin, akan menyebabkan 
kegemukan, khususnya setelah makan. Apakah pernyataan ini benar atau 
sekedar mitos ? Saya cenderung membenarkannya, karena air es yang kita 
minum setelah makan akan membekukan makanan berminyak yang sedang kita 
santap, begitu juga makanan yang berlemak.   Lemak itu akan terbentuk 
dalam usus dan akan mengakibatkan sempitnya saluran-saluran pencernaan 
kita. Jika lemak berkumpul maka akan mengakibatkan kegemukan.
Sebagian orang menjelaskan  jika air es 
yang diminum banyak dengan kondisi lambung ada makanan, maka energi yang
 dibutuhkan akan terpecah untuk menghangatkan air dan memetabolisme 
makanan, di samping itu metabolisme yang optimal terjadi pada suhu yang 
cukup panas, bukan pada suhu air es, maka bisa ditarik kesimpulan bahwa 
metabolisme yang terjadi tidak optimal dan terhambat. Terhambatnya 
metabolisme ini, akan memperlambat kerja saluran cerna, dan bisa 
menyebabkan penimbunan lemak di bawah perut sedikit demi sedikit. 
Kegemukan rentan terkena penyakit jantung.
Maka, justru yang dianjurkan adalah 
minum air hangat setelah makan . Karena air panas akan mencairkan segala
 makanan berlemak sehingga mudah diserap tubuh. Bahkan selama ini, saya 
berkeyakinan  ketika suhu udara panas, sebaiknya minum air hangat, atau 
paling tidak air biasa, yang penting bukan air es. Dari pengalaman 
tersebut, alhamdulilah saya tidak pernah merasakan sakit. Keyakinan saya
 tersebut, ternyata didukung oleh dr.  Slamet Iman Santoso, ahli 
penyakit dalam, yang menyatakan bahwa orang akan lebih sehat apabila 
segala sesuatu yang dimakan atau diminum mendekati suhu tubuh. Dengan 
demikian, seluruh sistem pencernaan tidak terlalu repot untuk 
menyesuaikan dengan suhu makanan yang masuk. Ternyata minum air hangat 
setelah makan juga merupakan kebiasaan masyarakat Jepang.
Pada musim haji, saya sering melihat 
kebanyakan jama’ah haji, ketika suhu udara panas, mereka lebih senang 
membeli air mineral yang disimpan di air kulkas. Hampir kebanyakan 
manusia melakukan hal tersebut, sampai-sampai ketika berada di Mina, 
sangat susah saya mencari air mineral yang tidak diberi es. Maka, tidak 
kaget, ketika jama’ah haji pulang ke Indonesia, mereka pada jatuh sakit,
 ada yang tenggorakannya kering, ada yang batuk-batuk, pilek, masuk 
angin, bengkak mulut dan kaki mereka dan lain-lain. Ini akibat tidak 
seimbangnya antara suhu udara yang begitu panas, dengan air es yang 
mereka minum. Yang lebih ironis lagi, bahwa air zamzam yang ditaruh di 
Masjid Haram Mekkah dan Masjid Nabawi Madinah, hampir semuanya dicampur 
dengan es yang sangat banyak, sangat sedikit yang tidak dicampur dengan 
air es, kalau ada sepuluh galon besar, maka hanya satu yang tidak 
dicampur es, atau bahkan sering semuanya sudah dicampur air es. Inilah 
yang menyebabkan sebagaian jama’ah haji jadi tidak sehat, karena terlalu
 banyak mengkomsumsi air yang dicampur dengan es.
Saya juga pernah punya teman satu kamar 
sewaktu saya kuliyah di Al Azhar, Kairo, Mesir pada tahun 2000-an. Teman
 saya itu hobinya minum air dari kulkas, bahkan dari prizer. Dia tidak 
bisa minum, kecuali dengan air es. Akibatnya, teman tadi sering jatuh 
sakit, dan badannya sangat lemah, jika saya menyentuh bagian punggungnya
 saja, dia akan menjerit kesakitan. Barangkali tulangnya kropos akibat 
es dan udara yang dingin Mesir.
Hal lain yang menarik perhatian saya 
dalam kisah Thalut di atas adalah bahwa tentara Jalut yang sangat 
kehausan tersebut, ketika melihat air sungai yang begitu banyak mereka 
langsung minum air tersebut dalam jumlah yang banyak, dan biasanya dalam
 keadaan seperti ini, mereka minum dengan sangat tergesa-gesa alias 
secara cepat. Ternyata cara minum seperti ini, selain menimbulkan efek 
negatif sebagaimana disebutkan di atas, juga bisa menyebabkan keracunan 
air yang bisa menyebabkan kematian. Hal ini pernah dialami Jennifer 
Strange (28 tahun) yang ditemukan meninggal tahun 2007 di rumahnya 
California beberapa jam setelah menjadi kontestan minum air paling 
banyak tanpa ke kamar mandi. Sebagaimana dikutip oleh detikhealth.com,
 dari otopsi awal yang dilakukan, Strange diketahui meninggal akibat 
mengonsumsi air terlalu banyak dan cepat sehingga menyebabkan kondisi 
yang dikenal dengan keracunan air (water intoxication).
Seperti dikutip dari Howstuffworks,
 Jumat (23/4/2010) pada dasarnya keracunan air terjadi bila seseorang 
mengonsumsi terlalu banyak air, sehingga nutrisi lain di dalam tubuh 
menjadi terlarut yang mengakibatkan zat tersebut tidak bisa lagi 
melakukan tugasnya dengan baik.  Keracunan air juga mengakibatkan 
ketidakseimbangan elektrolit yang mempengaruhi konsentrasi ion natrium 
dan memicu terjadinya hiponatremia.Elektrolit adalah garam ion sederhana
 yang digunakan oleh sel untuk memindahkan cairan serta pesan saraf yang
 masuk dan keluar dari sel di seluruh tubuh. Tanpa elektrolit, maka 
tubuh tidak dapat berfungsi.
Ketika seseorang meninggal akibat 
keracunan air, maka biasanya dimulai dengan ketidakseimbangan akut ion 
natrium yang mengakibatkan kerusakan sel besar.Sel akan menjaga kadar 
natrium agar tetap sehat dengan menggerakkan air serta elektrolit masuk 
dan keluar sel, baik untuk melarutkan atau meningkatkan kadar natrium 
dalam cairan tubuh. Tapi saat seseorang minum dalam jumlah banyak dan 
cepat serta air yang dikonsumsi tidak mengandung tambahan elektrolit, 
maka sistem pemeliharaan sel tidak dapat menangani tingkat pengenceran 
natrium yang terjadi.
 
Hasilnya adalah sel-sel ini akan berusaha mati-matian untuk mencoba meningkatkan konsentrasi natrium dalam cairan tubuh. Beberapa sel akan membengkak tapi sel lainnya tidak, akibatnya sel-sel otak ini akan terhambat oleh tengkorak dan tekanan dari air yang masuk akan semakin besar. Hal inilah yang bisa mengakibatkan kerusakan fatal. Untuk atlet lari jarak jauh memiliki risiko ini, sehingga seringkali dihindari, dengan cara mengonsumsi minuman olahraga dan bukan air putih selama latihan atau perlombaan. Konon kontes semacam ini pernah menewaskan juga seorang mahasiswa di Northern California, Matthew Carrington (21), dua tahun lalu. Dia pun tewas karena mabuk air.
Hasilnya adalah sel-sel ini akan berusaha mati-matian untuk mencoba meningkatkan konsentrasi natrium dalam cairan tubuh. Beberapa sel akan membengkak tapi sel lainnya tidak, akibatnya sel-sel otak ini akan terhambat oleh tengkorak dan tekanan dari air yang masuk akan semakin besar. Hal inilah yang bisa mengakibatkan kerusakan fatal. Untuk atlet lari jarak jauh memiliki risiko ini, sehingga seringkali dihindari, dengan cara mengonsumsi minuman olahraga dan bukan air putih selama latihan atau perlombaan. Konon kontes semacam ini pernah menewaskan juga seorang mahasiswa di Northern California, Matthew Carrington (21), dua tahun lalu. Dia pun tewas karena mabuk air.
Saya tidak bisa berkomentar atas kejadian tersebut, kecuali mengucapkan subhanallah,
 Maha Suci Allah…Yang telah menjelaskan hal ini 14 abad yang lalu, 
ketika menceritakan kisah tentara Thalut yang meminum air banyak-banyak 
dan secara tergesa-gesa. Dalam hal ini, Allah juga melarang kita makan 
dan minum secara berlebih-lebihan :
يَا بَنِي آدَمَ خُذُواْ زِينَتَكُمْ عِندَ 
كُلِّ مَسْجِدٍ وكُلُواْ وَاشْرَبُواْ وَلاَ تُسْرِفُواْ إِنَّهُ لاَ 
يُحِبُّ الْمُسْرِفِينَ
“ Hai anak Adam, pakailah pakaianmu yang
 indah di setiap (memasuki) mesjid, makan dan minumlah, dan janganlah 
berlebih-lebihan. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang 
berlebih-lebihan.” ( Qs Al A’raf : 31 )   
Cipayung, Jakarta Timur, 3 Muharram 1432 H/ 9 Desember 2010 M
Dr. Ahmad Zain An Najah, MA

Tidak ada komentar:
Posting Komentar