Kamis, 16 Mei 2013

Makna Syahadatain dll


Makna Syahadatain, Rukun, Syarat, dan Konsekuensinya

A
qidah yang benar adalah fundamen (pondasi) bagi bangunan agama serta merupakan syarat sahnya amal. Sebagaimana firman Allah :  "Barang siapa mengharap perjumpaan dengan tuhannya maka hendaklah ia mengerjakan amal shalih dan janganlah ia mempersekutukan seorangpun dalam beribadah kepada tuhannya". (Q.S. al-Kahfi : 110). Ayat ini menunjukkan bahwa  jika tidak bersih dari syirik  dan ini adalah inti dakwah para Rasul yaitu yang berhubungan dengan aqidah.
segala amal tidak diterima

·      Makna Syahadatain
Makna syahadat لا إله إلاّ الله adalah beri'tiqad (berkeyakinan) dan berikrar bahwasannya tidak ada yang berhak disembah dan menerima ibadah kecuali Allah, mentaati hal tersebut dan mengamalkannya. Ada orang yang menafsiri kalimat لا إله إلاّ الله dengan penafsiran yang keliru, di antaranya adalah :
1.         Tidak ada sesembahan kecuali Allah. Ini adalah keliru, karena maknanya sesungguhnya setiap yang disembah, baik yang haq maupun yang batil, itu adalah Allah.
2.         Tidak ada pencipta kecuali Allah, ini adalah sebagian dari makna tersebut, akan tetapi bukan ini yang dimaksud karena arti ini hanya mengakui tauhid rububiyah saja, dan itu belum cukup.
3.         Tidak ada hakim (penentu hukum) selain Allah. Ini juga sebagian dari makna kalimat  لا إله إلاّ الله, tapi bukan itu yang dimaksud, karena makna tersebut belum cukup.
Semua tafsiran di atas adalah keliru, dan yang benar adalah tidak ada yang berhak disembah kecuali Allah. Sedangkan makna syahadat  محمّدا رسول الله mengakui secara lahir dan batin bahwa beliau adalah hamba dan Rasul Allah yang diutus kepada manusia secara keseluruhan, serta mengamalkan konsekuensinya, mentaati perintahnya, membenarkan ucapannya, menjauhi larangannya, dan tidak menyembah Allah kecuali dengan apa yang disyariatkan.

·      Rukun Syahadatain
Rukun لا إله إلاّ الله ada dua yaitu :
1.         An-Nafyu atau peniadaan لا إله   yaitu membatalkan syirik dengan segala bentuknya dan mewajibkan kekafiran terhadap segala apa yang disembah kecuali Allah.
2.         Al-itsbat atau penetapan إلاّ الله yaitu menetapkan bahwa tidak ada yang berhak disembah kecuali Allah dan mewajibkan pengamalan sesuai dengan konsekuensinya.
Rukun syahadat محمّدا رسول الله  adalah bahwa Muhammad adalah hamba dan utusannya. Dan ini menafikan (meniadakan) ifrath (berlebih-lebihan) dan tafrith (meremehkan) pada hak Rasulullah. Beliau adalah hamba dan rasulnya. Beliau adalah makhluk yang paling sempurna dalam dua sifat yang paling mulia ini. Rasul adalah orang yang diutus kepada seluruh manusia dengan misi dakwah kepada Allah sebagai pemberi kabar gembira dan pemberi peringatan.
Persaksian untuk Rasulullah dengan dua sifat ini meniadakan ifrath dan tafrith pada hak Rasulullah karena banyak orang yang mengaku umatnya lalu melebihkan haknya dan mengkultuskannya hingga mengangkatnya di atas martabat sebagai hamba hingga kepada martabat ibadah untuknya selain Allah.

·      Syarat-Syarat Syahadatain
Syarat syahadat لا إله إلاّ الله
Bersaksi dengan لا إله إلاّ الله harus memenuhi tujuh syarat, yang tanpa syarat-syarat ini syahadat tidak akan bermanfaat bagi yang mengucapkannya. Syarat-syarat itu adalah :
1.         Ilmu yang menafikan (meniadakan) jahl (kebodohan )
Maksudnya orang yang bersaksi dengan لا إله إلاّ الله harus memahami dengan hati apa  yang diikrarkan oleh lisannya. Seandainya ia mengucapkannya, tetapi tidak mengerti apa maksudnya, maka persaksian itu tidak sah dan tidak berguna.
2.         Yaqin yang menafikan syakk (keraguan)
Orang yang mengikrarkannya harus meyakini kandungan syahadat itu. Manakala ia meragukannya maka sia-sia belaka persaksian itu.
Allah berfirman : sesungguhnya orang-orang yang  beriman hanyalah orang-orang yang beriman kepada Allah dan rasulnya kemudian mereka tidak ragu-ragu. (al-hujurat : 15)
3.         Qabul (menerima) yang menafikan radd (penolakan)
Menerima kandungan dan konsekuensi dari syahadat, menyembah Allah semata dan meninggalkan ibadah kepada selainnya. Siapa yang mengucapkannya, tetapi tidak menerima dan mentaati, maka ia termasuk orang yang menyombongkan diri, sebagaimana yang difirmankan Allah dalam surat ash-shaffat : 35-36.
4.         Inqiyad (patuh) yang menafikan tarku (meninggalkan)
Maksudnya adalah tunduk dan patuh dengan kandungan makna syahadat (luqman : 22).
5.         Ikhlas yang menafikan syirik
Yaitu membersihkan amal dari segala debu-debu syirik, dengan jalan tidak mengucapkannya karena mengingkari isi dunia, riya' atau sum'ah.
Rasulullah shalallahu 'alaihi wassalam bersabda :
فَإِنَّ اللهَ حَرَّمَ عَلَى النَّارِ مَنْ قَالَ لاَ إلهَ إلاَّ اللهُ يَبْتَغِيْ بِذَلِكَ وَجْهَ اللهِ
Sesungguhnya Allah mengharamkan atas neraka orang yang mengucapkan laa ilaaha illaallah karena mgninginkan ridha Allah.” (HR.Bukhari dan Muslim)
6.         Shidq (jujur) yang menafikan kadzib (dusta)
Yaitu mengucapkan kalimat ini dan hatinya juga membenarkannya. Manakala lisannya mengucapkan, tetapi hatinya mendustakan, maka ia adalah munafiq.
7.         Mahabbah (kecintaan) yang menafikan baghdha' (kebencian)
Mencintai kalimat ini serta isinya, juga mencintai orang yang mengamalkan konsekuensinya.

Syarat syahadat محمّدا رسول الله 
1.         Mengakui kerasulannya dan meyakininya dalam hati.
2.         Mengucapkan dan mengikrarkan dengan lisan.
3.         Mengikutinya dengan mengamalkan ajaran kebenaran yang telah dibawanya serta meninggalkan kebatilan yang telah dicegahnya.
4.         Membenarkan segala apa yang dikabarkan dari hal-hal yang ghaib, baik yang sudah lewat maupun yang akan datang.
5.         Mencintainya melebihi cintanya kepada dirinya sendiri, harta, anak, orang tua serta seluruh manusia.
6.         Mendahulukan sabdanya atas segala pendapat dan ucapan orang lain serta mengamalkan sunnahnya.

·      Konsekuensi Syahadatain
Konsekunsi لا إله إلاّ الله
Yaitu meninggalkan ibadah kepada selain Allah dari segala macam yang dipertuhankan sebagai keharusan dari peniadaan laa ilaaha illallah. Dan beribadah kepada Allah tanpa syirik sedikitpun, sebagai keharusan dari penetapan Allah.
Konsekunsi syahadat    محمّدا رسول الله
Yaitu mentaatinya, membenarkannya, meninggalkan apa yang dilarangnya, mencukupkan diri dengan mengamalkan sunnahnya, dan meninggalkan yang lain dari hal yang bid'ah dan muhdatsat (baru), serta mendahulukan sabdanya di atas segala pendapat orang. Wallahu a’lam.
(Ust. M. Amirul Hakim)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar