PENTINGNYA BERTAUHID SEBELUM BERAMAL
Betapa bahagianya jika seorang
muslim mengetahui betapa pentingnya tauhid (aqidah) yang harus dimiliki seorang
muslim. Karena dengan bertauhid (yang benar) barulah amal ibadah yang dia
lakukan memiliki nilai di sisi Allah. Jikalau tidak, maka amal ibadah yang
dilakukan hanya akan sia-sia dan tidak berarti.
Tauhid
terbagi menjadi dua yaitu :
- Tauhid dalam pengenalan (ma’rifat) dan penetapan (itsbat), yakni bertauhid dalam rububiyah, asma dan sifat-sifat Allah.
- Tauhid dalam tujuan (at tholab) dan kehendak (al qosd), yakni bertauhid dalam keilahian-Nya dan ibadah kepada-Nya.
Ibadah
adalah hal yang mencakup segala perbuatan baik yang dzohir ataupun yang bathin
yang dicintai dan diridloi Allah. Ibadah ini terbagi menjadi ibadah hati, lisan
dan seluruh anggota badan. Sedangkan hukum-hukum yang berkaitan dengan ubudiyah
ada lima macam yaitu : wajib, mustahab, haram, makruh dan mubah. Maka suatu
amalan baru dikatakan ibadah jika amalan itu adalah amalan yang dicintai dan
diridhai oleh Allah. Karena sesuatu yang baik dan bagus di mata manusia, belum
tentu baik di sisi Allah. Oleh karena itu, sebagai seorang muslim, hendaknya
kita beribadah sesuai dengan apa yang telah dicontohkan oleh Rasulullah, bukan
sekehendak nafsu dan keinginan kita.
Allah
berfirman :
وَلَقَدْ بَعَثْنَا فِي
كُلِّ أُمَّةٍ رَّسُولاً أَنِ اعْبُدُواْ اللّهَ وَاجْتَنِبُواْ الطَّاغُوتَ
فَمِنْهُم مَّنْ هَدَى اللّهُ وَمِنْهُم مَّنْ حَقَّتْ عَلَيْهِ الضَّلالَةُ
فَسِيرُواْ فِي الأَرْضِ فَانظُرُواْ كَيْفَ كَانَ عَاقِبَةُ الْمُكَذِّبِينَ ﴿٣٦﴾
Kata الطاغوت merupakan perbuhan bentuk kata dari الطغيان yaitu : melampaui batas.
Umar bin
Khotob berkata :”At Thoghut adalah setan”.
Jabir
bin Abdullah berkata :”At Toghut adalah dukun-dukun yang didatangi oleh setan”.
Ibnu
Qoyyim berkata :”At Toghut adalah setiap yang diperlukan oleh seorang hamba
secara melampaui batas, baik berupa hal yang disembah, dipanuti dan dipatuhi.”
Perintah untuk beribadah (menjadikan
ibadah hanya untuk Allah) dan menjauhi syirik (thogut) ternyata merupakan
risalah yang sudah diemban oleh para nabi dan rasul terdahulu hingga Nabi
Muhammad Shallallahu ‘alaihi wasallam.
Dari Mu’adz bin Jabal, mengatakan :
“Aku pernah dibonceng rosulullah diatas seelor keledai, lalu
berliau bersabda kepadaku ; Hai Muadz tahukah kamu apa hak Allah yang wajib
dipenuhi oleh setiap hamba-Nya dan apa hak hamba yang pasti dipenuhi oleh Allah
? Aku menjawab ; Allah dan Rosul-Nya lebih mengetahui, beliau bersabda ;” Hak
Allah yang wajib dipenuhi oleh para hamba-Nya adalah supaya mereka beribadah
kepada-Nya dan tidak mensyirikan-Nya
sedangkan hak para hamba kepada Allah adalah bahwa Allah tidak akan menyiksa
orang yang tidak berbuat syirik kepada-Nya. Aku bertanya ; Ya Rosulullah tidak
perlukah aku menyampaikan kabar gembira ini kepada orang-orang ? beliau
bersabda :”Janganlah kamu sampaikan kabar gembra ini kepada mereka, sehingga
mereka akan bersikap menyandarkan diri.” (HR
Bukhori dan Muslim)
Subhanallah!
Begitu pemurahnya Allah. Masihkah seorang yang mengaku dirinya muslim tapi
tetap melakukan kesyirikan? Masihkah dia mengaku muslim tapi enggan beribadah
kepada Allah? Ingatlah bahwa Allah tidak butuh kepada ibadah kita, tapi kitalah
yang membutuhkan-Nya. Allah tidak butuh ketaatan kita, tapi kitalah yang butuh
kasih sayang-Nya. Bahkan kemuliaan Allah tidak akan bertambah meski seluruh
manusia dan jin beriman, dan Allah tidak akan berkurang kemuliaan-Nya
seandainya seluruh manusia dan jin ingkar kepada-Nya.
Keistimewaan
Tauhid dan Dosa-Dosa Yang Diampuni Karenanya
Allah
berfirman :
الَّذِينَ آمَنُواْ وَلَمْ
يَلْبِسُواْ إِيمَانَهُم بِظُلْمٍ أُوْلَـئِكَ لَهُمُ الأَمْنُ وَهُم مُّهْتَدُونَ
﴿٨٢﴾
“Orang-orang
yang beriman dan tidak mencampuradukkan iman mereka dengan kezaliman (syirik),
mereka Itulah yang mendapat keamanan dan mereka itu adalah orang-orang yang
mendapat petunjuk.” {al an’am : 82}
Ibnu
Katsir berkata :”Maksudnya adalah mereka orang-orang yang memurnikan ibadah
hanya kepada Allah saja. Mereka tidak menyekutukan-Nya sama sekali. Mereka
itulah orang-orang yang tentram pada hari kiamat dan mendapat petunjuk di dunia
dan akhirat.”
Kemudian
beliau menjelaskan bahwa seorang mukmin yang jika dia meninggal ia masuk surga,
terkadang kejahatannya telah dibalas di dunia dengan musibah. Barang siapa yang
selamat dari tiga jenis kedzoliman ; Syirik, dzolim terhadap orang lain, dan
dzolim terhadap diri sendiri dengan perilaku dosa yang bukan syirik, maka
baginya ketentraman dan petunjuk yang sempurna.
Rasulullah
bersabda :
َمَنْ شَهِدَ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ
وَحْدَهُ لَا شَرِيكَ لَهُ وَأَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ وَأَنَّ
عِيسَى عَبْدُ اللَّهِ وَرَسُولُهُ وَكَلِمَتُهُ أَلْقَاهَا إِلَى مَرْيَمَ
وَرُوحٌ مِنْهُ وَالْجَنَّةُ حَقٌّ وَالنَّارُ حَقٌّ أَدْخَلَهُ اللَّهُ
الْجَنَّةَ عَلَى مَا كَانَ مِنْ الْعَمَلِ
“Barang
siapa yang bersyahadat bahwa tidak ada sesembahan yang hak selain Allah saja,
tiada sekutu baginya, dan Muhammad adalah hamba dan rosul-Nya dan bersyahadat
bahwa Isa adalah hamba Allah dan Rosul-Nya dan kalimatnya yang disampaikan
kepada Maryam serta ruh dari padanya serta bersyahadat bahwa surga adalah benar
adanya dan nerakapun benar adanya, maka Allah pasti akan memasukannya kedalam
surga berdasarkan amal yang telah dia perbuat.” {H.R
Bukhori dan Muslim}
Rosulullah
juga bersabda :
...... يَا ابْنَ آدَمَ
إِنَّكَ لَوْ أَتَيْتَنِي بِقُرَابِ الْأَرْضِ خَطَايَا ثُمَّ لَقِيتَنِي لَا
تُشْرِكُ بِي شَيْئًا لَأَتَيْتُكَ بِقُرَابِهَا مَغْفِرَةً
“….Allah
berfirman : Wahai manusia seandainya kalian datang kepadaku dengan kesalahan
sepenuh bumi dan menghadap kepadaku tanpa mensyrikianku dengan sesuatupun,
sungguh Aku akan datang kepadamu dengan ampunan yang semisalnya.” {H.R
Tirmidzi}
Imam
Ibnu Qoyyim berkata mengomentari hadits tersebut bahwa ahli tauhid akan
diampuni dengan sesuatu yang orang lain tidak akan diampuni dengan hal itu.
Jika orang yang bertauhid datang kepada Allah dengan membawa kesalahan sepenuh
bumi maka Allah akan mendatangkan kepadanya ampunan sepenuh bumi juga. Dan hal
ini tidak diraih oleh orang yang tauhidnya berkurang.
Dalam
sabdanya yang lain :
« قال موسى : يا رب علمني شيئا أذكرك به ، وأدعوك به . قال : قل يا
موسى : لا إله إلا الله . قال : يا رب كل عبادك يقول هذا . قال : قل لا إله إلا
الله . قال : إنما أريد شيئا تخصني به . قال : يا موسى لو أن أهل السماوات السبع
والأرضين السبع في كفة ، ولا إله إلا الله في كفة ، مالت بهم لا إله إلا الله »
“Nabi Musa berkata : “Ya Tuhanku ajarkanlah kepadaku sesuatu
yang aku dapat mengingatmu dan berdoa kepadamu dengannya” Dia berfirman
:”Katakanlah wahai Musa لا إله إلا الله
dia berkata :”Wahai tuhanku semua hambaMu dapat mengatakannya, aku menginginkan
sesuatu yang hanya dikhusukan untukku saja. Dia berfirman :”Wahai Musa
seandainya tujuh langit dan apa yang ada di dalamnya ditambah dengan tujuh bumi
berada dalam satu timbangan dan laa ilaha illallah dalam timbangan yang lain
niscaya laa ilaha illallah akan lebih berat dari itu.” {H.R
Ibnu Hiban, shohih}
Semoga
kita mampu mencontoh para sahabat yang memiliki keteguhan tauhid. Keteguhan
yang tak mampu disirnakan meski diancam dengan melayangnya nyawa, keteguhan
yang mampu menjadikan jasad-jasad mereka menjadi perisai bagi Rasulullah Shallallahu
‘alaihi wasallam dari pedang-pedang musuh Allah. Semoga. Wallahu a’lam. (Abu
Farhan Hakim)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar