Kamis, 16 Mei 2013

Bertauhid


PENTINGNYA BERTAUHID SEBELUM BERAMAL

            Betapa bahagianya jika seorang muslim mengetahui betapa pentingnya tauhid (aqidah) yang harus dimiliki seorang muslim. Karena dengan bertauhid (yang benar) barulah amal ibadah yang dia lakukan memiliki nilai di sisi Allah. Jikalau tidak, maka amal ibadah yang dilakukan hanya akan sia-sia dan tidak berarti.
Tauhid terbagi menjadi dua yaitu :
  • Tauhid dalam pengenalan (ma’rifat) dan penetapan (itsbat), yakni bertauhid dalam rububiyah, asma dan sifat-sifat Allah.
  • Tauhid dalam tujuan (at tholab) dan kehendak (al qosd), yakni bertauhid dalam keilahian-Nya dan ibadah kepada-Nya.
Ibadah adalah hal yang mencakup segala perbuatan baik yang dzohir ataupun yang bathin yang dicintai dan diridloi Allah. Ibadah ini terbagi menjadi ibadah hati, lisan dan seluruh anggota badan. Sedangkan hukum-hukum yang berkaitan dengan ubudiyah ada lima macam yaitu : wajib, mustahab, haram, makruh dan mubah. Maka suatu amalan baru dikatakan ibadah jika amalan itu adalah amalan yang dicintai dan diridhai oleh Allah. Karena sesuatu yang baik dan bagus di mata manusia, belum tentu baik di sisi Allah. Oleh karena itu, sebagai seorang muslim, hendaknya kita beribadah sesuai dengan apa yang telah dicontohkan oleh Rasulullah, bukan sekehendak nafsu dan keinginan kita.
Allah berfirman :

وَلَقَدْ بَعَثْنَا فِي كُلِّ أُمَّةٍ رَّسُولاً أَنِ اعْبُدُواْ اللّهَ وَاجْتَنِبُواْ الطَّاغُوتَ فَمِنْهُم مَّنْ هَدَى اللّهُ وَمِنْهُم مَّنْ حَقَّتْ عَلَيْهِ الضَّلالَةُ فَسِيرُواْ فِي الأَرْضِ فَانظُرُواْ كَيْفَ كَانَ عَاقِبَةُ الْمُكَذِّبِينَ ﴿٣٦﴾

 “Dan sungguhnya kami Telah mengutus Rasul pada tiap-tiap umat (untuk menyerukan): "Sembahlah Allah (saja), dan jauhilah Thaghut itu", Maka di antara umat itu ada orang-orang yang diberi petunjuk oleh Allah dan ada pula di antaranya orang-orang yang Telah pasti kesesatan baginya. Maka berjalanlah kamu dimuka bumi dan perhatikanlah bagaimana kesudahan orang-orang yang mendustakan (rasul-rasul).” {an nahl : 36}

Kata  الطاغوت merupakan perbuhan bentuk kata dari الطغيان yaitu : melampaui batas.
Umar bin Khotob berkata :”At Thoghut adalah setan”.
Jabir bin Abdullah berkata :”At Toghut adalah dukun-dukun yang didatangi oleh setan”.
Ibnu Qoyyim berkata :”At Toghut adalah setiap yang diperlukan oleh seorang hamba secara melampaui batas, baik berupa hal yang disembah, dipanuti dan dipatuhi.”
            Perintah untuk beribadah (menjadikan ibadah hanya untuk Allah) dan menjauhi syirik (thogut) ternyata merupakan risalah yang sudah diemban oleh para nabi dan rasul terdahulu hingga Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wasallam.  
            Dari Mu’adz bin Jabal, mengatakan :
“Aku pernah dibonceng rosulullah diatas seelor keledai, lalu berliau bersabda kepadaku ; Hai Muadz tahukah kamu apa hak Allah yang wajib dipenuhi oleh setiap hamba-Nya dan apa hak hamba yang pasti dipenuhi oleh Allah ? Aku menjawab ; Allah dan Rosul-Nya lebih mengetahui, beliau bersabda ;” Hak Allah yang wajib dipenuhi oleh para hamba-Nya adalah supaya mereka beribadah kepada-Nya dan tidak  mensyirikan-Nya sedangkan hak para hamba kepada Allah adalah bahwa Allah tidak akan menyiksa orang yang tidak berbuat syirik kepada-Nya. Aku bertanya ; Ya Rosulullah tidak perlukah aku menyampaikan kabar gembira ini kepada orang-orang ? beliau bersabda :”Janganlah kamu sampaikan kabar gembra ini kepada mereka, sehingga mereka akan bersikap menyandarkan diri.” (HR Bukhori dan Muslim)
Subhanallah! Begitu pemurahnya Allah. Masihkah seorang yang mengaku dirinya muslim tapi tetap melakukan kesyirikan? Masihkah dia mengaku muslim tapi enggan beribadah kepada Allah? Ingatlah bahwa Allah tidak butuh kepada ibadah kita, tapi kitalah yang membutuhkan-Nya. Allah tidak butuh ketaatan kita, tapi kitalah yang butuh kasih sayang-Nya. Bahkan kemuliaan Allah tidak akan bertambah meski seluruh manusia dan jin beriman, dan Allah tidak akan berkurang kemuliaan-Nya seandainya seluruh manusia dan jin ingkar kepada-Nya.

Keistimewaan Tauhid dan Dosa-Dosa Yang Diampuni Karenanya
Allah berfirman :

الَّذِينَ آمَنُواْ وَلَمْ يَلْبِسُواْ إِيمَانَهُم بِظُلْمٍ أُوْلَـئِكَ لَهُمُ الأَمْنُ وَهُم مُّهْتَدُونَ ﴿٨٢﴾
 “Orang-orang yang beriman dan tidak mencampuradukkan iman mereka dengan kezaliman (syirik), mereka Itulah yang mendapat keamanan dan mereka itu adalah orang-orang yang mendapat petunjuk.” {al an’am : 82}

Ibnu Katsir berkata :”Maksudnya adalah mereka orang-orang yang memurnikan ibadah hanya kepada Allah saja. Mereka tidak menyekutukan-Nya sama sekali. Mereka itulah orang-orang yang tentram pada hari kiamat dan mendapat petunjuk di dunia dan akhirat.”
Kemudian beliau menjelaskan bahwa seorang mukmin yang jika dia meninggal ia masuk surga, terkadang kejahatannya telah dibalas di dunia dengan musibah. Barang siapa yang selamat dari tiga jenis kedzoliman ; Syirik, dzolim terhadap orang lain, dan dzolim terhadap diri sendiri dengan perilaku dosa yang bukan syirik, maka baginya ketentraman dan petunjuk yang sempurna.

Rasulullah bersabda :

َمَنْ شَهِدَ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيكَ لَهُ وَأَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ وَأَنَّ عِيسَى عَبْدُ اللَّهِ وَرَسُولُهُ وَكَلِمَتُهُ أَلْقَاهَا إِلَى مَرْيَمَ وَرُوحٌ مِنْهُ وَالْجَنَّةُ حَقٌّ وَالنَّارُ حَقٌّ أَدْخَلَهُ اللَّهُ الْجَنَّةَ عَلَى مَا كَانَ مِنْ الْعَمَلِ

“Barang siapa yang bersyahadat bahwa tidak ada sesembahan yang hak selain Allah saja, tiada sekutu baginya, dan Muhammad adalah hamba dan rosul-Nya dan bersyahadat bahwa Isa adalah hamba Allah dan Rosul-Nya dan kalimatnya yang disampaikan kepada Maryam serta ruh dari padanya serta bersyahadat bahwa surga adalah benar adanya dan nerakapun benar adanya, maka Allah pasti akan memasukannya kedalam surga berdasarkan amal yang telah dia perbuat.” {H.R Bukhori dan Muslim}
Rosulullah juga bersabda :

...... يَا ابْنَ آدَمَ إِنَّكَ لَوْ أَتَيْتَنِي بِقُرَابِ الْأَرْضِ خَطَايَا ثُمَّ لَقِيتَنِي لَا تُشْرِكُ بِي شَيْئًا لَأَتَيْتُكَ بِقُرَابِهَا مَغْفِرَةً
            “….Allah berfirman : Wahai manusia seandainya kalian datang kepadaku dengan kesalahan sepenuh bumi dan menghadap kepadaku tanpa mensyrikianku dengan sesuatupun, sungguh Aku akan datang kepadamu dengan ampunan yang semisalnya.” {H.R Tirmidzi}
Imam Ibnu Qoyyim berkata mengomentari hadits tersebut bahwa ahli tauhid akan diampuni dengan sesuatu yang orang lain tidak akan diampuni dengan hal itu. Jika orang yang bertauhid datang kepada Allah dengan membawa kesalahan sepenuh bumi maka Allah akan mendatangkan kepadanya ampunan sepenuh bumi juga. Dan hal ini tidak diraih oleh orang yang tauhidnya berkurang.
Dalam sabdanya yang lain :
« قال موسى : يا رب علمني شيئا أذكرك به ، وأدعوك به . قال : قل يا موسى : لا إله إلا الله . قال : يا رب كل عبادك يقول هذا . قال : قل لا إله إلا الله . قال : إنما أريد شيئا تخصني به . قال : يا موسى لو أن أهل السماوات السبع والأرضين السبع في كفة ، ولا إله إلا الله في كفة ، مالت بهم لا إله إلا الله »
“Nabi Musa berkata : “Ya Tuhanku ajarkanlah kepadaku sesuatu yang aku dapat mengingatmu dan berdoa kepadamu dengannya” Dia berfirman :”Katakanlah wahai Musa لا إله إلا الله dia berkata :”Wahai tuhanku semua hambaMu dapat mengatakannya, aku menginginkan sesuatu yang hanya dikhusukan untukku saja. Dia berfirman :”Wahai Musa seandainya tujuh langit dan apa yang ada di dalamnya ditambah dengan tujuh bumi berada dalam satu timbangan dan laa ilaha illallah dalam timbangan yang lain niscaya laa ilaha illallah akan lebih berat dari itu.” {H.R Ibnu Hiban, shohih}
Semoga kita mampu mencontoh para sahabat yang memiliki keteguhan tauhid. Keteguhan yang tak mampu disirnakan meski diancam dengan melayangnya nyawa, keteguhan yang mampu menjadikan jasad-jasad mereka menjadi perisai bagi Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam dari pedang-pedang musuh Allah. Semoga. Wallahu a’lam. (Abu Farhan Hakim)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar