BAHKAN KELEDAI PUN TIDAK SEPERTI ITU
Sebuah pepatah mengatakan, “Keledaipun tidak
akan masuk ke lubang yang sama”. Itulah gambaran bagi orang-orang yang selalu
mengulangi kesalahan-kesalahan pada
kasus yang sama. Manshur bin Abbad Rahimahullah bercerita, “dulu saya memiliki
teman yang sering berbuat dosa, kemudian dia bertaubat dan rajin beribadah.
Suatu hari aku merasa kehilangan karena tak bertemu dengannya, ada yang bilang
dia jatuh sakit. Akupun menjenguk ke rumahnya. Aku mendapatinya terbaring lemah
di tempat tidurnya. Mukanya terlihat pucat, matanya sembab, kedua bibirnya terlihat menebal. Aku
berkata penuh khawatir, “Saudaraku perbanyaklah mengucap Laa ilaaha illallah.”
Dia melihat kearahku, kemudian pingsan. Setiap kali aku mengulang kalimat
syahadat, ia membuka matanya, melihat kearahku dan pingsan kembali. Hingga ia
berkata kepadaku, “Aku seperti terhalang untuk mengucapkannya.” Aku bertanya,
“Laa haula walaa quwwata illa
billah. Mengapa itu bisa terjadi? Kemanakah
shalat, tahajud dan bacaan al Qur’anmu?” Dia menjawab, “Aku melakukan semua itu
karena riya. Jika aku sendiri, diam-diam aku minum khamar.
Pernah suatu kali Allah menimpakan suatu
penyakit seperti ini kepadaku dan aku merasa bahwa sakit itu akan menyebabkan
kematianku. Aku mengatakan kepada putriku, “Wahai anakku, tolong ambilkan aku
mushaf al Qur’an. Aku membacanya, lalu berdoa, “Ya Allah sembuhkanlah aku, dan
aku berjanji tidak akan kembali
melakukan dosa itu selamanya.” Lalu Allah menyembuhkan penyakitku. Namun aku
kembali melakukan dosa seperti sebelumnya, melanggar janjiku kepada Allah. Aku
masih terus melakukannya hingga Allah kembali menimpakan penyakit yang hampir
membawa kematianku. Aku pun melakukan seperti yang aku lakukan sebelumnya, dan
untuk kedua kali, Allah mengabulkan doaku dan menyembuhkan penyakitku. Setelah
itu aku kembali lagi pada kebiasaan burukku, hingga aku sakit untuk kali yang
ketiga sekarang ini.
Dan aku meminta keluargaku untuk mengeluarkan
aku keruang tengah ini. Aku ingin kembali membaca al Qur’an dan berdoa, namun
aku tidak mampu membaca satu hurufpun. Aku pun sadar bahwa Allah sudah sangat
murka kepadaku. Tatkala aku berdoa, “Ya Allah, sembuhkanlah aku dari sakitku
wahai yang Maha Berkuasa atas langit dan bumi.” Seakan aku mendengar suara,
“Kamu bertaubat dari dosa ketika sakit saja. Tatkala sembuh, kembali berbuat
dosa . Betapa sering kamu diselamatkan dari kesulitan. Betapa sering kamu
dientaskan dari ujian. Sedang engkau penuh dosa yang berlumuran?
Manshur rahimahullah melanjutkan, “Demi Allah
aku beranjak keluar dari rumahnya dalam keadaan berderai air mata. Ketika aku
sampai dipintu rumahnya, dikatakan kepadaku bahwa ia telah meninggal dunia”
(Sibaq Nahwal Jinan, Abu Khalid asy-Syaadi)
Masya Allah, saudaraku semoga Allah
menyelamatkan kita dari mempermainkan kesempatan yang telah Allah berikan
kepada kita. Karena biasanya Allah hanya memberikan kesempatan dua kali, bila
kali ketiga seseorang mengulangi perbuatan dosanya maka Allah akan menambah
kekafiran kepada orang tersebut hingga tiada seorangpun yang mampu menolongnya
kecuali dengan izin Allah saja. Allah berfirman : “Sesungguhnya orang-orang
yang beriman kemudian kafir, kemudian beriman (pula), kemudian kafir lagi,
kemudian bertambah kekafirannya, maka sekali-kali Allah tidak akan memberi ampunan
kepada mereka, dan tidak (pula) menunjuki mereka kepada jalan yang lurus.” (QS.
An Nisa’ : 137)
(Abu Hafizh Al Bukhari)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar