Sirin berhasrat menyempurnakan separuh
dari agamanya dengan menikah setelah Anas bin Malik r.a. membebaskannya
dari belenggu perbbudakan dan setelah pekerjaannya mendatangkan banyak
keuntungan, karena dia memang seorang ahli membuat periuk.
Jatuhlah
pilihannya pada budak wanita Abu Bakar Ash-Shiddiq yang bernama
Shafiyah untuk dijadikan pendamping hidupnya. Shafiyah adalah seorang
gadis muda yang cerah wajahnya, baik hatinya. Pandai dan sangat
disayangi penduduk Madinah yang mengenalnya. Gadis-gadis remaja dan
orang-orang tua yang melihatnya memiliki pandangan yang sama bahwa dia
adalah seorang wanita yagn berpikiran cemerlang dan berbudi luhur. Yang
paling menyayangi beliau adalah istri-istri Rasulullah saw., terutama
ummul mukminin Aisyah r.a.
Kisah
Juraij adalah kisah besar yang mengandung pelajaran-pelajaran dan
nasihat-nasihat. Juraij adalah seorang ahli ibadah yang shalih di
kalangan Bani israil. Dia membuat ibunya kesal karena dia mendatanginya
selama tiga hari agar kedua matanya bisa melihatnya dan kedua telinganya
bisa menyimak pembicaraannya. Setiap kali datang, dia pulang dengan
tangan hampa karena Juraij sibuk dengan shalat dan ibadahnya. Maka ibu
Juraij mendoakan kejelekan baginya dan Allah mengabulkan doanya. Ibunya
mendoakan agar Juraij tidak mati sebelum melihat wajah wanita pezina.
Lalu seorang wanita pezina menuduh Juraij telah melakukan zina
dengannya. Dia mengklaim bahwa Juraij adalah ayah dari bocah yang
dilahirkanya. Akan tetapi, Allah menyelamatkan Juraij karena keshalihan
dan ketakwaannya. Allah membuat bocah yang masih merah bisa berbicara.
Dia memberitahu bapak yang ia diciptakan dari airnya. Dengan itu Allah
menjawab doa ibunya dan membebaskannya dari tuduhan wanita pezina karena
keshalihannya.
Teks Hadis
Bukhari meriwayatkan dalam Shahih-nya dari Abu Hurairah dari Nabi shallallahu alaihi wa sallam bersabda, "Tidak
berbicara dalam buaian kecuali tiga orang: Isa. Dan di kalangan Bani
Israil terdapat seorang laki-laki yang bernama Juraij. Dia sedang
shalat. Lalu ibunya mendatanginya dan memanggilnya. Juraij berkata, 'Aku
menjawabnya atau meneruskan shalat.' Ibunya berkata, 'Ya Allah, jangan
matikan Juraij sebelum Engkau membuatnya melihat wajah wanita pelacur.'
Pada waktu itu Juraij sedang berada di kuilnya, maka datanglah seorang
wanita yang menawarkan diri kepadanya, tetapi juraij menolak. Lalu
wanita itu mendatangi seorang pengembala dan melakukan zina dengannya.
Wanita itu melahirkan seorang bocah. Wanita itu berkata, 'Anak ini dari
Juraij.' Orang-orang pun mendatangi Juraij. Mereka menghancurkan
kuilnya, mengeluarkannya dan mencacinya. Juraij lalu berwudhu melakukan
shalat, kemudian mendatangi anak wanita itu. Juraij bertanya, 'Wahai
bocah, siapa bapakmu?' Anak itu menjawab, 'Fulan si penggembala.'
Orang-orang berkata, 'Kami akan membengun kuilnya dari emas.' Juraij
menjawab, 'Tidak. Cukup dengan tanah.'"
Barang siapa belum menekuni dasar-dasar ilmu, niscaya tidak akan bisa
menguasai ilmu yang diinginkan. Barang siapa yang ingin mendapatkan
ilmu langsung sekaligus, maka ilmu itu akan hilang dari dia secara
sekaligus pula. Ada sebuah ungkapan: "Penuh sesaknya ilmu yang
didengarkan secara berbarengan akan menyesatkan pemahaman." Dari sini,
maka harus ada pendasaran terhadap setiap ilmu yang ingin engkau kuasai
dengan cara menekuni dasar-dasar ilmu dan kitab yang ringkas pada
seorang guru yang mumpuni, bukan dengan cara otodidak saja serta harus
berjenjang dalam belajar.
Allah SWT berfirman (yang artinya), "Dan Al-Qur'an itu telah
kami turunkan dengan berangsur-angsur agar kamu membacakannya
perlahan-lahan kepada manusia dan Kami menurunkannya bagian demi
bagian." (Al-Israa': 106).
"Berkatalah orang-orang kafir: 'Mengapa Al-Qur'an itu tidak
diturunkan kepadanya sekali turun saja?' Demikianlah supaya Kami
perkuat hatimu dengannya dan Kami membacakannya secara tartil (teratur
dan benar)." (Al-Furqaan: 32).
Ide sekularisasi Islam di Indonesia pertama kali digulirkan oleh
Nurcholish Madjid pada 3 Januari 1970. Idenya itu diadopsi dari
pemikiran Harvey Cox dengan bukunya yang terkenal berjudul The Secular City.
Nurcholish mungkin tidak menyadari bahwa apa yang ia lakukan adalah
bagaikan membuka sebuah kotak pandora. Saat kotak itu terbuka, maka
terjadilah peristiwa-peristiwa tragis yang susul-menyusul dan
berlangsung secara liar, sulit dikendalikan lagi, hingga kini.
Harvey Cox menyebutkan bahwa sekularisasi adalah akibat logis dari
dampak kepercayaan Bible terhadap sejarah. Menurut Cox, ada tiga
komponen penting dalam Bible yang menjadi kerangka asas sekularisasi,
yaitu 'disenchantment of nature' yang dikaitkan dengan penciptaan (creation), 'desacralization of politics' dengan migrasi besar-besaran (exodus) kaum Yahudi dari Mesir, dan 'deconsecration of values' dengan Perjanjian Sinai. (Harvey Cox, The Secular: Secularization and Urbanization in Theological Perspective [New York: The Macmillan Company, 1967], hlm. 19-32).
Jadi, kata Cox, sekularisasi adalah pembebasan manusia dari asuhan
agama dan metafisika, pengalihan perhatiannya dari 'dunia lain' menuju
ke 'dunia kini'. Karena sudah menjadi suatu keharusan, kata Cox, kaum
Kristen tidak seyogyanya menolak sekularisasi. Sebab, sekularisasi
merupakan konsekuensi autentik dari kepercayaan Bible. Maka, tugas kaum
Kristen adalah menyokong dan memelihara sekularisasi. (Harvey Cox, The Secular: Secularization and Urbanization in Theological Perspective [New York: The Macmillan Company, 1967], hlm. 15).
Edisi pertama Buku The Secular City dicetak pada tahun 1965. Buku Cox ini mencetuskan cause celebre agama di luar jangkauan pengarang dan penerbitnya sendiri. Buku ini merupakan best seller
di Amerika dengan lebih 200 ribu naskah terjual dalam masa kurang dari
setahun. Buku ini juga adalah karya utama yang menarik perhatian
masyarakat kepada isu sekularisasi.
Dalam setiap generasi sepanjang zaman, di
dalamnya tidak akan terlepas dari adanya orang-orang munafik dengan
model yang berbeda-beda di setiap zamannya. Walaupun orang munafik zaman
dahulu dengan munafik zaman sekarang dipisahkan oleh rentang waktu yang
jauh, namun pada hakekatnya sangatlah dekat kesamaan mereka. Mereka
berbeda zaman tetapi sama dan serupa sifat kemunafikan mereka, yaitu
menampakkan sesuatu yang berlawanan dengan hatinya. Pada hati mereka
terpendam sisi gelap berupa kekufuran, keraguan dan kerusakan terhadap
Islam, tetapi badan mereka berada di sisi lain, yaitu kepura-puraan.
Mereka membagus-baguskan perbuatan dan berlagak baik di hadapan lawan
mereka yang sedang berkuasa dan mempunyai kekuatan. Di balik
kepura-puraan ini mereka bernafsu untuk mendapatkan harta dunia walaupun
tidak seberapa. Mereka rela menjual agama mereka dengan imbalan dunia,
mereka mengaku beriman padahal dalam hatinya tersembunyi sebuah
kekufuran. Allah ta'ala berfirman,
"Katakanlah: "Amat jahat perbuatan yang telah diperintahkan imanmu kepadamu jika betul kamu beriman (kepada Taurat)." (al-Baqarah: 93)
Telah datang kabar gembira kepada istri
Rasulullah saw., Ummu Salamah, bahwa hendaknya yang bernama Khairah
telah melahirkan bayi seorang laki-laki.
Ummul mukminin hanyut
dalam kegembiraan dan wajahnya tampak ceria dan berseri-seri. Dia
mengutus seseorang untuk membawa ibu dan banyinya ke rumah selama masa
pemulihan pasca melahirkan. Khairah adalah budah yang paling belialu
sayangi dan beliau telah rindu menantikan kelahiran bayi pertama dari
budaknya itu.
Tak lama setelah itu, Khairahpun datang dengan bayi
di gendongannya. Ketika Ummu Salamah memandangnya, beliau langsung
menyukai bayi itu karena wajahnya yang tampan dan cerah, menarik hati
siapapun yang memandangnya.
Ummu Salamah bertanya kepada
budaknya, “Sudahkan engkau memberikan nama untuknya wahai Khairah?”
Khairah menjawab, “Belum, aku ingin andalah yang memilihkan nama
untuknya sesuka Anda.”
Ummu Salamah berkata, “Kita akan mmberi
nama yang diberkahi Allah yaitu Hasan.” Lalu beliau mengangkat tangannya
untuk mendoakan kebaikan bagi sang bayi.
Tiga ulama di masa tabi’in yang tidak
ada bandingannya` dan tidak ada yang menyamainya. Seakan mereka bertemu
dan bersepakat untuk saling berwasiat dalam kebenaran dan kesabaran.
Berjanji setia untuk selalu berada di atas kebaikan dan kebajikan,
meniti hidupnya di atas taqwa dan ilmu, bertekad bula untuk berkhidmat
kepada Allah dan Rasul-Nya dan juga kaum muslimin. Mereka itu adalah
Muhammad bin Sirin dari Irak, Al-Qasim bin Muhammad bin Abi Bakr dari
Hijaz dan Raja’ bin Haiwah dari Syam.
Marilah kita telusuri
perjalanan saat-saat penuh berkah dalam sejarah orang yang ketiga ini,
yakni Raja’ bin Haiwah.
Raja’ bin Haiwah lahir di Bisaan
Palestina, kira-kira di akhir masa kekhalifahan Utsman bin Affan r.a.
Asal usulnya dari kabilah Kindah Arab. Sehingga Raja’ adalah orang
palestina dan keturunan Arab dan keluarga bani Kindah. Beliau tumbuh
dalam ketaatan kepada Allah sejak kecil, dicintai Allah dan menyenangkan
hati hamba-hamba-Nya.
Orang
Muslim meyakini adanya etika timbal balik antara suami dan istri, dan
etika
tersebut adalah hak atas pasangannya yang lain berdasarkan dalil-dalil
berikut,
Firman
Allah Ta ‘ala, "Dan para wanita mempunyai hak yang seimbang dengan
kewajibannya menurut cara yang baik, akan tetapi para suami mempunyai
satu
tingkatan kelebihan dari isterinya. Dan Allah Maha perkasa lagi Maha
bijaksana."
(Al-Baqarah: 228).
Ayat
yang mulia di atas menegaskan, bahwa setiap suami-istri mempunyai hak
atas
pasangannya, dan suami (laki-laki) diberi tambahan derajat atas wanita
(istri)
karena alasan-alasan khusus.
Sabda
Rasulullah saw. di Haji Wada', "Ketahuilah, bahwa kalian mempunyai
hak-hak
atas wanita-wanita (istri-istri) kalian, dan sesungguhnya wanita-wanita
(istri-istri) kalian mempunyai hak-hak atas kalian." (Diriwayatkan
para
pemilik Sunan dan At-Tirmidzi men-shahih-kan hadits ini).
Hak-hak
ini, sebagian sama di antara suami-istri dan sebagiannya tidak sama.
Hak-hak
yang sama di antara suarni-istri adalah sebagian berikut:
Nah teman-teman sekalian pada segmen ini saya akan berbagi video-video ceramah dari para al Ustadz di Indonesia semoga bermanfaat dan dapat menambah ghirah kita untuk terus berislam lebih Baik. Selamat menikmati kajian-kajian berikut.
Nah teman-teman pada bagian ini kami menyediakan kitab-kitab gratis yang bisa di download dan dimanfaatkan. Semoga bermanfaat bagi perjuangan Islam dan dakwah Islam. Selamat Menikmati :
Apakah pahala bacaan al Qur‘an atau ibadah yang lain
sampai kepada mayit? Baik itu berasal dari anaknya maupun dari orang
lain?
Jawaban :
Sebatas yang kami ketahui, tidak ada riwayat yang
sah dari Nabi shallallâhu 'alaihi wa sallam (yang menerangkan) bahwa
Nabi shallallâhu 'alaihi wa sallam membaca al Qur‘an dan memberikan
pahalanya untuk kerabat beliau yang sudah meninggal ataupun untuk orang
lain. Seandainya pahala bacaan itu bisa sampai kepada orang-orang yang
sudah meninggal tersebut, tentu Nabi shallallâhu 'alaihi wa sallam
sangat antusias melakukannya, dan beliau tentu menjelaskannya kepada
umatnya agar bisa memberikan manfaat kepada orang-orang yang sudah
meninggal, karena Nabi shallallâhu 'alaihi wa sallam sangat sayang
kepada kaum Mukminin.
Para khulafa-ur-rasyidin setelah beliau, dan juga
seluruh sahabat beliau, (mereka) telah berjalan di atas petunjuk Nabi
shallallâhu 'alaihi wa sallam dalam masalah ini. Kami tidak mengetahui
seorang (pun) di antara mereka yang menghadiahkan pahala bacaan al
Qur‘an kepada orang lain. Sementara kebaikan dari semua
Ayat-ayat
dalam Al-Qur'an yang diakhiri dengan Asmaul Husna
menunjukkan bahwa
hukum yang disebutkan dalam ayat-ayat tersebut
memiliki keterkaitan
dengan nama Allâh Ta'ala tersebut.
Ini adalah kaidah yang sangat mendalam dan
bermanfaat. Bila ditelusuri pada seluruh ayat yang diakhiri dengan
nama-nama Allâh Ta'ala (Asmaul Husna), niscaya akan kita dapati adanya
kesesuaian yang sangat tepat yang menunjukkan bahwa syariat, perintah
dan penciptaan; semua itu muncul dari nama-nama dan sifat-sifat-Nya,
sekaligus berkaitan erat dengannya.
Pembahasan tentang sifat-sifat Allâh Ta'ala dan
hukum-hukum-Nya termasuk pengetahuan dan ilmu yang paling mulia. Kita
dapati ayat-ayat tentang rahmat Allâh Ta'ala, diakhiri dengan
nama-nama-Nya yang mengandung sifat Rahmat. Ayat-ayat hukuman dan adzab
ditutup dengan nama-nama yang memuat sifat Keperkasaan, Kedigdayaan,
Kebijaksanaan, Ilmu dan Kekuasaan.
Perkara ini menjadi semakin penting karena jarang
kitab-kitab tafsir yang membahas kaidah ini. Berikut ini beberapa contoh
untuk menjelaskan kaidah di atas:
Allâh Ta'ala berfirman:
“(Dia-lah Allâh) yang menjadikan
segala yang ada di bumi untuk kamu dan Dia berkehendak (menciptakan)
langit, lalu dijadikan-Nya tujuh langit. Dan Dia Maha mengetahui segala
sesuatu.” (Qs al-Baqarah/2:29)
Laki-laki ini tenggelam di dalam dosa. Dia telah membunuh
seratus orang. Membunuh adalah perkara besar di sisi Allah, dosa agung
di sisi-Nya. Akan tetapi, tidak ada dosa yang pelakunya tidak tercakup
oleh rahmat Allah. Allah mengampuni seluruh dosa jika seorang hamba
kembali kepada-Nya dan bertaubat. Manakala laki-laki yang bermandikan
darah seratus orang in mengetuk pintu Tuhannya dengan benar, dia kembali
kepada-Nya dengan penuh taubat. Maka Allah mengampuni dan
menyayanginya.
Teks Hadis
Bukhari meriwayatkan dalam Shahih-nya dari Abu Said Al-Khudri dari
Nabi shallallahu alaihi wa sallam bahwa beliau bersabda, "Pada Bani
Israil terdapat seorang laki-laki yang telah membunuh seratus orang.
Lalu dia pergi bertanya dengan mendatangi seorang rahib. Dia bertanya,
'Adakah taubat untukku?' Dia menjawab, 'Tidak ada.' Maka dia
membunuhnya.
Dia bertanya-tanya, lalu seorang laki-laki berkata kepadanya,
'Datanglah ke desa ini dan ini.' Saat dalam perjalanan itulah dia
dijemput oleh maut. Maka malaikat rahmat dan malaikat adzab berselisih.
Maka Allah mewahyukan kepada ini, 'Mendekatlah.' Dan Allah mewahyukan
kepada ini, 'Menjauhlah.' Lalu berkata, 'Ukurlah antara keduanya. Maka
dia lebih dekat kepada ini(desa yang dituju) satu jengkal. Dan dia
diampuni."
Muslim meriwayatkan dalam Shahih-nya dari Abu Said
Al-Khudri bahwa Nabiyullah bersabda, "Pada umat sebelum kalian
terdapat seorang laki-laki pembunuh sembilan puluh sembilan nyawa. Dia
bertanya tentang penghuni bumi yang paling alim(pintar). Dia ditunjukkan
kepada seorang rahib, dan dia mendatanginya. Dia berkata bahwa dia
telah membunuh sembilan puluh sembilan nyawa, maka adakah taubat
untuknya? Rahib itu menjawab, 'Tidak.' Dan dia membunuhnya untuk
menggenapkan hitungan menjadi seratus.
Kemudian dia bertanya tentang penduduk bumi yang paling alim.
Dia pun ditunjukkan kepada seorang alim. Dia berkata bahwa dia telah
membunuh seratus orang, lalu apakah dia masih bisa bertaubat? Dia
menjawab, 'Ya, siapa yang menghalanginya dari taubat. Pergilah ke kota
ini dan ini, karena di sana terdapat orang-orang yang beribadah kepada
Allah. Maka beribadahlah kamu kepada Allah bersama mereka. Jangan pulang
ke kotamu karena ia adalah kota yang buruk.'
Lalu dia berangkat. Di tengah perjalanan, dia mati. Malaikat
rahmat dan malaikat adzab berselisih
Ini adalah kisah seorang laki-laki yang kehilangan untanya di
tanah yang sunyi lagi sepi. Lalu dia tidur, tapi tiba-tiba unta itu
sudah berdiri di depan matanya. Saking bahagianya dia berucap, "Kamu
adalah hambaku dan aku adalah tuhanmu." Rasulullah shallallahu alaihi wa
sallam telah menyampaikan bahwa Allah lebih berbahagia terhadap taubat
seorang hamba daripada orang yang menemukan kembali untanya yang hilang
ini.
Teks Hadis
Muslim meriwayatkan dalam Shahihnya dari Samak berkata
bahwa Nu'man bin Basyir berkhutbah, "Sungguh, Allah lebih berbahagia
dengan taubat hamba-Nya daripada seorang laki-laki yang membawa makanan
dan minumnannya di atas punggung unta, kemudian dia berjalan.
Sesampainya di daerah yang sepi, datanglah waktu untuk qoilulah(tidur
siang). Dia turun dan ber-qoilulah di bawah pohon. Dia tertidur
dan untanya pergi meninggalkannya. Dia terbangun lalu berjalan beberapa
jarak, tetapi dia tidak menemukan apa pun. Kemudian dia berjalan
beberapa jarak untuk kedua kalinya, tetapi dia tetap tidak menemukan apa
pun. Lalu dia berjalan beberapa jarak untuk ketiga kalinya, tetapi dia
masih tidak menemukan apa pun. Dia kembali mendatangi tempat di mana dia
beristirahat siang. Manakala dia sedang duduk, tiba-tiba untanya datang
berjalan hingga dia menjatuhkan tali kekangnya di depannya. Sungguh
Allah lebih berbahagia dengan taubat seorang hamba daripada orang ini
manakala dia menemukan unta."
Samak berkata, "Sya'bi mengklaim bahwa Nu'man menyandarkan
Hadis ini kepada Nabi. Adapun aku tidak mendengarnya.
Suatu tahun, Amirul Mukminin Abdul Malik
bin Marwan berhasrat untuk menunaikan haji ke Baitullah Al-Haram dan
berziarah ke Haraimain yang mulia dan mengucapkan salam kepada
Rasulullah saw.
Sampailah bulan Dzul Qa’dah, beliau berangkat
menuju ke bumi Hijaz disertai tokoh-tokoh bani umayyah, para
gubernurnya, pejabat pemerintah dan sebagian anaknya. Rombongan bertolak
dari Damskus ke Madinah Al-Munnawarah tanpa tergesa-gesa. Tiap kali
singgah atau di suatu tempat atau wilayah, mereka berisitirahat sambil
mengadakan majelis ilmu dan saling memberikan peirngatan agar bertambah
pengetahuannya tentang din dan mengisi jiwa dengan mutiara hikmah dan
nasihat yang baik.
Sampailah rombongan tersebut di Madinah
Al-Munawarah, Amirul Mukminin menuju tempat suci untuk memberi salam
kepada penghuninya, Muhammad saw. Kemudian beliau melakukan shalat di
Raudhah Asy-Syarifah. Beliau merasakan kesejukan, ketenangan dan
ketentraman jiwa yang belum pernah beliau rasakan sebelumnya. Ingin
rasanya beliau memperpanjang waktu kunjungannya di kota Rasulullah itu
seandainya ada waktu luang.
Pemandangan yang paling mengesankan
dan menarik perhatiannya di Madinah Al-Munawarah itu adalah banyaknya
halaqah ilmu yang memakmurkan masjid Nabawi. Di sana berkumpul para
ulama besar dan tokoh-tokoh tabi’in bagaikan bintang-bintang bercahaya
di ufuk langit. Ada halaqah Urwah bin Zubair, ada halaqah Sa’id bin
Musayyab, dan ada halaqah Abdullah bin Utbah.
Suatu hari Amirul
Mukminin terbangun dari tidur siangnya tiba-tiba, tidak seperti biasa.
Lalu dipanggilnya penjaga, “Wahai Maisarah!” Maisarah menjawab, “Saya
wahai Amirul Mukminin.” Beliau berkata, “Pergilah ke masjid Nabawi dan
undanglah salah satu ulama yang berada di sana untuk memberikan
peringatan kepada kita.”
Kopi Luwak adalah kopi
yang diproduksi dari biji kopi yang telah dimakan dan melewati saluran
pencernaan binatang bernama luwak. Dan luwak adalah sejenis musang,
karenanya biasa dikatakan musang luwak. Dia senang sekali mencari
buah-buahan yang cukup baik dan masak, termasuk buah kopi sebagai
makanannya. Luwak akan memilih buah kopi yang betul-betul masak sebagai
makanannya, dan setelahnya, biji kopi yang dilindungi kulit keras dan
tidak tercerna akan keluar bersama kotoran luwak.[1]
Berdasarkan
keterangan di atas maka kopi luwak hukumnya dikembalikan kepada dua
masalah : Apakah musang itu halal dimakan ataukah tidak? Dan apakah
kotorannya suci ataukah najis?
Hukum Daging Luwak
Musang luwak adalah hewan menyusu (mamalia) yang termasuk suku
musang dan garangan (Viverridae). Nama ilmiahnya adalah Paradoxurus
hermaphroditus dan di Malaysia dikenal sebagai musang pulut. Hewan
ini juga dipanggil dengan berbagai sebutan lain seperti musang
(nama umum, Betawi), careuh (Sunda), luak atau luwak
(Jawa), serta common palm civet, common musang, house
musang atau toddy cat dalam bahasa Inggris.[2]
Di
desa-desa luwak dikenal sebagai binatang yang suka memangsa ayam,
sehingga sering dikejar-kejar oleh penduduk desa. Tetapi sebenarnya,
luwak lebih sering memakan aneka buah-buahan di kebun dan pekarangan,
seperti buah pepaya, pisang, bahkan coklat. Luwak juga suka makan
serangga, cacing tanah, kadal serta bermacam-macam hewan kecil lain yang
bisa ditangkapnya, termasuk mamalia kecil seperti tikus.
Pertanyaannya,
apakah luwak termasuk binatang buas yang haram untuk dimakan ? Para
ulama berbeda pendapat dalam hal ini :
Umar bin Abdul Aziz (Tiga Peristiwa Penting
Bersama Beliau)
Dr. Abdurrahman Ra’fat Basya
Berita tentang khalifah tabi’in Umar bin
Abdul Aziz ini penuh dengan perjalanan yang mengesankan. Setiap Anda
selesai membaca satu lembar kisah hidupnya, maka hati akan tergerak
untuk mengetahui lembar berikutnya. Lembar-lembar yang semakin kaya akan
keindahan… makin ke dalam semakin menakjubkan.
Telah kami
kisahkan tiga peristiwa yang menggambarkan kehidupan khalifah rasyidah
yang kelima ini pada bab terdahulu. Maka marilah kita nikmati sekarang
tiga peristiwa lain yang tak kalah menarik dan mengesankan dari yang
telah kami ceritakan di depan.
Kisah pertama,
diceritakan oleh Dukain bin Sa’id Ad-Darimi seorang penyair tersohor,
dia berkata:
“Suatu ketika saya mendatangi Umar bin Abdul Aziz
sewaktu masih menjadi gubernur Madinah, aku diberi hadiah 15 ekor
pilihan. Setelah berada di tanganku, aku memperlihatkannya, aku merasa
kagum melihatnya, aku menjadi khawatir membawanya pulang ke desaku
seorang diri, sedangkan aku merasa sayang untuk menjualnya.
Ketika itu, kota Damaskus sedang tersenyum manis menyambut datangnya
musim semi. Berbangga dengan kesuburan tanah dan taman-tamannya yang
indah berseri.
Hari itu Amirul Mukminin Muawiyah bin Abi Sufyan
sedang bersiap menerima para utusan di istana. Ketika kesempatan pertama
dibuka, Ummul Hakam binti Abi Sufyan segera menempati tempat duduknya
di balik tabir. Dari situ dia bisa mendengarkan pembicaraan-pembicaraan
dalam majelis kakaknya tentang hadits-hadits Nabi saw. Dia mengisi
dirinya dengan apa-apa yang didengarnya dari penasihat istana, laporan
tentang berbagai hal, berita yang aneh-aneh, syair-syair yang indah
atau hikmah-hikmah yang luhur.
Putri bangsawan ini sangat cerdas
dan bersemangat untuk mencapai ketinggian martabat. Sementara kakaknya
menerima orang-orang yang menghadap berdasarkan kedudukannya.
Sahabat-sahabat Rasulullah aw. Selalu didahulukan dari yang lain, baru
kemudian menyusul tokoh-tokoh tabi’in, para ulama dan kalangan
bangsawan.
Penelitian:
Ibu Menyusui Ternyata Lebih Langsing Kembali
Hidayatullah.com—Di era
modern, banyak kaum ibu menghindari menyusui anaknya. Padahal manfaat
menyusui justru lebih banyak. Di antaranya adalah membuat mereka lebih
cepat langsing kembali.
Hal itu dikatakan dr. Dyah Purnamasari,
Sp.PD, dari Divisi Metabolik dan Endokrin Departemen Penyakit Dalam
FKUI.
Hal itu disampaikannya kepada media, usai menjadi pembicara
dalam media edukasi bertemakan penyakit kardiovaskular dan diabetes, di
Jakarta, Kamis (11/05/2012).
"Pada saat ibu memberikan ASI
ekslusif, itu berarti dia sudah mengurangi timbunan lemak yang memang
dicadangkan tubuh pada ibu hamil," ujarnya dikutip detik.com.
Lemak
tersebut, lanjutnya, memang disiapkan tubuh untuk bekal menyusui
bayinya.
Lemak tersebut akan digunakan dalam memproduksi ASI,
sehingga bila tidak menyusui, maka lemak yang tidak terpakai akan tetap
tertimbun, kata Dyah.
"Nah, ASI yang tidak diberikan akan
mengendap, otomatis bobot tubuh tidak akan turun," katanya.
Selain
itu menyusui memiliki manfaat lain terutama bagi bayi, karena terbukti
bayi yang diberikan ASI eksklusif sejak lahir, akan memiliki daya tahan
tubuh yang lebih dibandingkan dengan bayi yang hanya meminum susu
formula.
Hidayatullah.com—Ritual
sunat ala Yahudi, di mana tukang sunat menghisap darah dari kemaluan
anak yang baru lahir, telah menyebabkan setidaknya 11 kasus herpes dan 2
anak meninggal dunia dalam 10 tahun terakhir, kata otoritas kesehatan
Amerika Serikat, Kamis (7/6/2012), sebagaimana dilansir AFP. Kasus infeksi herpes simplex virus (HSV-1) itu semuanya
terdokumentasi di kota New York dari tahun 2000 sampai 2011, dan
beberapa di antaranya terjadi di lingkungan tempat tinggal yang sama,
tulis laporan Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS (CDC).
“Hisapan lewat mulut pada luka terbuka beresiko menularkan HSV-1 dan
bibit-bibit penyakit lain kepada bayi dan itu tidak aman,” tulis laporan
mingguan CDC tentang morbiditas dan mortalitas.
“Sunat adalah prosedur bedah berupa pemotongan kulit utuh, tehnik
steril harus digunakan untuk meminimalisasi resiko infeksi,” imbuh
laporan itu.
HSV-1 merupakan infeksi yang umum terjadi, sebagian pakar mengatakan
menjangkiti 90 persen populasi. Biasanya menimbulkan semacam luka lecet
pada bagian mulut, atau bisa juga menimbulkan herpes pada alat kelamin.
Obat penyakit ini belum ada.
Pada bayi, infeksi HSV-1 dapat menyebabkan kematian atau cacat
permanen.
Hidayatullah.com—Apakah
Anda termasuk salah satu orangtua yang suka memberi kesempatan anak
terbiasa main video game? Sebaiknya Anda berpikir ulang. Temuan terbaru
menunjukkan mainan digital tersebut dapat mengganggu perkembangan
akademis mereka. Sehingga, mereka jadi lambat membaca dan menulis.
Video
game tak sepenuhnya jahat. Tapi orangtua harus tetap memantau
penggunaan video game agar tak berlebihan. Jadi, orangtua tak harus
menyingkirkan berbagai jenis vide game seperti Playstation.
Sebuah
penelitian yang dilakukan Robert Weis, psikolog di Denison University
di Ohio, memantau efek bermain video game pada kemampuan belajar anak
laki-laki. Mereka tak melibatkan anak-anak perempuan karena tak bermain
video layaknya bocah laki-laki.
Hidayatullah.com—Bumi
sedang terpapar badai matahari terkuat sejak 2005, yang mengeluarkan
partikel berenergi tinggi.
Badai tersebut dapat mengganggu kinerja satelit dan jalur
penerbangan. Maskapai penerbangan Amerika Serikat, Delta, dilaporkan
telah mengalihkan penerbangannya antara Asia dan Detroit, AS, yang
melewati rute di sekitar daerah kutub utara.
Selain mengganggu jalur komunikasi satelit dan penerbangan, bagai
geomagnetik itu juga dapat memunculkan masalah bagi para astronot di
luar angkasa. Namun meskipun demikian, enam Stasiun Ruang Angkasa
Internasional yang mengorbit telah diberitahu bahwa mereka tidak perlu
mengambil tindakan apapun.
Walau terdengar agak menyeramkan, bagai matahari sesungguhnya
memunculkan pemandangan indah di kutub utara dengan munculnya fenomena
alam Aurora Borealis atau cahaya di kutub utara, dengan arah penampakan
yang lebih ke selatan dari biasanya.
Euronews melaporkan, (25/01/2012) para ahli berpendapat bahwa jika
langit cerah, maka kemungkinanan orang dapat melihat fenomena alam
Aurora Borealis yang sangat indah itu dari London.*
Maka apakah orang yang dijadikan (syaitan) menganggap baik pekerjaannya
yang buruk lalu dia meyakini pekerjaan itu baik, (sama dengan orang yang tidak
ditipu oleh syaitan)? maka sesungguhnya Allah menyesatkan siapa yang
dikehendaki-Nya dan menunjuki siapa yang dikehendaki-Nya; maka janganlah dirimu
binasa karena kesedihan terhadap mereka. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa
yang mereka perbuat. (QS. Faathir : 8)
Bukanlah kewajibanmu menjadikan mereka mendapat petunjuk, akan tetapi
Allah-lah yang memberi petunjuk (memberi taufiq) siapa yang dikehendaki-Nya.
Dan apa saja harta yang baik yang kamu nafkahkan (di jalan Allah), maka
pahalanya itu untuk kamu sendiri. Dan janganlah kamu membelanjakan sesuatu
melainkan karena mencari keridhaan Allah. Dan apa saja harta yang baik yang kamu
nafkahkan, niscaya kamu akan diberi pahalanya dengan cukup sedang kamu
sedikitpun tidak akan dianiaya (dirugikan). (QS. AL Baqarah : 272)
Sebagai seorang hamba tugas kita
hanyalah berdo’a dan berikhtiar optimal hingga akhirnya berujung tawakal dan
sabar dalam mengusahakan sesuatu. Terkadang segala daya dan upaya telah
dilakukan namun hasil yang diharapkan jauh dari apa yang telah dicanangkan.
Kenapa hal itu bisa terjadi? Banyak hal yang bisa dipetik dan dievaluasi dari
setiap aktivitas yang kita lalui. Yang pasti ada hikmah yang bisa diperoleh dan
dinikmati. Karenanya tidak perlu kecewa dan berputus asa. Hanyalah orang-orang
kafirlah yang berputus asa
dari rahmat Allah. Bisa jadi sesuatu yang kita harapkan belum tentu yang
terbaik menurut kalkulasi Allah. Dan boleh jadi sesuatu yang kita benci
ternyata berasa manis dikemudian hari.
Sebagaimana firman Allah :
Diwajibkan atas kamu berperang, padahal berperang itu adalah sesuatu
yang kamu benci. Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu,
dan boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu;
Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui. (QS. Al Baqarah : 216)
Yah … Allah yang Maha Tahu sedangkan kita tidak tahu menahu akan
hal-hal yang belum terjadi. Dan karena sesungguhnya Allah memberikan sesuatu
yang kita butuhkan dan bukan keinginan kita yang terkadang kita minta tanpa
mengetahui ilmunya. Yang terpenting adalah bagaimana kita menyesuaikan
keinginan kita agar sesuai dengan keinginan Allah yang telah digariskan dalam
aturannnya.
Begitu pula halnya dalam mendidik
anak. Kita harus sadar bahwasanya hidayah Allah bukanlah hak mutlak kita. Dia
adalah karunia dan pemberian Allah semata. Allah menunjuki siapa saja yang
dikehendaki dan menyesatkan siapa yang dikehendakiNya.
Jikalau Rasulullah sebagai hamba
pilihan yang paling bertaqwa tak mampu memberi hidayah kepada paman beliau
tercinta lalu bagaimana pula kita? Allah berfirman kepada Nabi-Nya :
Sesungguhnya kamu tidak akan dapat memberi petunjuk kepada orang yang
kamu kasihi, tetapi Allah memberi petunjuk kepada orang yang dikehendaki-Nya,
dan Allah lebih mengetahui orang-orang yang mau menerima petunjuk. (QS. Al
Qashash : 56)
Sehingga karena sayangnya beliau
dengan pamannya yang meninggal dalam kemusyrikan, Rasulullah bermohon ampunan untuknya
kepada Allah dan Allah pun menegurnya dengan keras. Sebagaimana yang telah
difirmankan :
Tiadalah sepatutnya bagi Nabi dan orang-orang yang beriman memintakan
ampun (kepada Allah) bagi orang-orang musyrik, walaupun orang-orang musyrik itu
adalah kaum kerabat (nya), sesudah jelas bagi mereka, bahwasanya orang-orang
musyrik itu, adalah penghuni neraka Jahannam. (QS. At Taubah : 113)
Teringat pula kisah-kisah
nabi-nabi terdahulu terhadap orang-orang terdekatnya seperti ayah, Istri ataupun
anak-anak mereka yang tidak mengindahkan seruan mereka. Seperti nabi Nuh AS
dengan istri dan anaknya. Begitu pula Nabi Luth As yang tak jauh beda
episodenya dengan nabi Nuh As. Khalilullah nabi Ibrahim As dengan ayahnya sang
pembuat patung. Karena begitu besarnya cinta mereka kepada keluarganya, para
nabi Allah masih mendoakan kebaikan dan keselamatan kepada keluarga mereka
disaat azab meluluh lantakkan mereka karena keingkaran mereka terhadap seruan
Allah. Sebagaimana yang dilakukan nabi Nuh As. Hingga Allah menegurnya dengan
teguran yang keras. Sebagaimana hal ini di abadikan apik oleh Allah dalam Al
Quran :
Dan Nuh berseru kepada Tuhannya sambil berkata: "Ya Tuhanku,
sesungguhnya anakku, termasuk keluargaku, dan sesungguhnya janji Engkau itulah
yang benar. Dan Engkau adalah Hakim yang seadil-adilnya." Allah berfirman:
"Hai Nuh, sesungguhnya dia bukanlah termasuk keluargamu (yang dijanjikan
akan diselamatkan), sesungguhnya (perbuatannya) perbuatan yang tidak baik.
Sebab itu janganlah kamu memohon kepada-Ku sesuatu yang kamu tidak mengetahui
(hakekat) nya. Sesungguhnya Aku memperingatkan kepadamu supaya kamu jangan
termasuk orang-orang yang tidak berpengetahuan." (QS. Huud : 45-46)
Setelah teguran yang keras itu
disampaikan, kemudian nabi Nuh As tertunduk meminta ampun kepada Allah atas
ketidaktahuannya sembari berkata :