Manisnya
Buah Kejujuran
Kejujuran
bukanlah sesuatu yang bersifat kondisional. Ia adalah sesuatu yang menghunjam
di dasar hati. Inti kejujuran adalah engkau berkata jujur di wilayah yang jika
seseorang berkata jujur, ia tidak akan selamat kecuali berdusta. (al-Junayd bin
Muhammad)
Hati para
wanita yang ditinggal oleh para sahabat yang berangkat ke medan Tabuk harap-harap cemas. Sebab pasukan
yang bisa jadi mereka hadapi kini adalah pasukan Bani Ashfar, salah satu dari
dua kekuatan super power saat itu.
Hati Ka’ab bin
Malik juga gelisah. Tetapi tidak seperti kegelisahan para wanita Madinah.
Ketidakberangkatannya kali ini adalah yang pertama sejak dia tertinggal dalam
perang Badar. Dia telah tergoda oleh hawa nafsunya. Saat para sahabat
berkemas-kemas untuk berangkat ke medan
Tabuk, dia mengunci diri di dalam rumahnya. Ini musim buah-buahan dan pepohonan
rindang menenteramkan, pikirnya. Ketika semua pasukan telah berangkat, barulah
Ka’ab keluar rumah. Tak ada lelaki yang dijumpainya selain orang-orang yang tampak
jelas kemunafikannya dan orang-orang lemah yang tidak memiliki kemampuan untuk
berperang. Hati Ka’ab semakin gelisah.