Senin, 17 Januari 2011

Keajaiban Hati


KEAJAIBAN HATI

يَوْمَ لَا يَنفَعُ مَالٌ وَلَا بَنُونَ ﴿٨٨﴾ إِلَّا مَنْ أَتَى اللَّهَ بِقَلْبٍ سَلِيمٍ ﴿٨٩﴾
088. (yaitu) di hari harta dan anak-anak laki-laki tidak berguna,
089. kecuali orang-orang yang menghadap Allah dengan hati yang bersih
(QS. 26 : 88 – 89)

الَّذِينَ آمَنُواْ وَتَطْمَئِنُّ قُلُوبُهُم بِذِكْرِ اللّهِ أَلاَ بِذِكْرِ اللّهِ تَطْمَئِنُّ الْقُلُوبُ ﴿٢٨﴾

028. (yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingati Allah-lah hati menjadi tenteram (QS. 13 ; 28)

Sesuatu yang paling mulia pada diri manusia adalah hatinya. Hati merupakan tempat mengalirnya cahaya Allah dan hanya hati pulalah yang bisa mengetahui Allah, pendorongnya untuk bertindak dan berusaha, yang mengungkap apa yang ada disisi Allah. Sedangkan
anggota badan laksana prajurit yang mengikuti perintah raja dimana yang menjadi raja adalah hati. Jika baik rajanya maka Insya Allah baik pula seluruh rakyat ataupun prajuritnya. Hal ini juga sebagaimana yang dikabarkan oleh Rasulullah saw.

عَنْ أَبِي عَبْدِ اللهِ النُّعْمَانِ بْنِ بَشِيْرٍ رَضِيَ اللهُ عَنْهُمَا قَالَ سَمِعْتُ رَسُوْلَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُوْلُ : إِنَّ الْحَلاَلَ بَيِّنٌ وَإِنَّ الْحَرَامَ بَيِّنٌ وَبَيْنَهُمَا أُمُوْرٌ مُشْتَبِهَاتٌ لاَ يَعْلَمُهُنَّ كَثِيْرٌ مِنَ النَّاسِ، فَمَنِ اتَّقَى  الشُّبُهَاتِ فَقَدْ اسْتَبْرَأَ لِدِيْنِهِ وَعِرْضِهِ، وَمَنْ وَقَعَ فِي الشُّبُهَاتِ وَقَعَ فِي الْحَرَامِ، كَالرَّاعِي يَرْعىَ حَوْلَ الْحِمَى يُوْشِكُ أَنْ يَرْتَعَ فِيْهِ، أَلاَ وَإِنَّ  لِكُلِّ مَلِكٍ حِمًى أَلاَ وَإِنَّ حِمَى اللهِ مَحَارِمُهُ أَلاَ وَإِنَّ فِي الْجَسَدِ   مُضْغَةً إِذَا صَلَحَتْ صَلَحَ الْجَسَدُ كُلُّهُ وَإِذَا فَسَدَتْ فَسَدَ الْجَسَدُ كُلُّهُ  أَلاَ وَهِيَ الْقَلْبُ
[رواه البخاري ومسلم]
Terjemah hadits / ترجمة الحديث  :
Dari Abu Abdillah Nu’man bin Basyir radhiallahuanhu dia berkata: Saya mendengar Rasulullah Shallallahu’alaihi wasallam bersabda: Sesungguhnya yang halal itu jelas dan yang haram itu jelas. Di antara keduanya terdapat perkara-perkara yang syubhat (samar-samar) yang tidak diketahui oleh orang banyak. Maka siapa yang takut terhadap syubhat berarti dia telah menyelamatkan agama dan kehormatannya. Dan siapa yang terjerumus dalam perkara syubhat, maka akan terjerumus dalam perkara yang diharamkan. Sebagaimana penggembala yang menggembalakan hewan gembalaannya disekitar (ladang) yang dilarang untuk memasukinya, maka lambat laun dia akan memasukinya. Ketahuilah bahwa setiap raja memiliki larangan dan larangan Allah adalah apa yang Dia haramkan. Ketahuilah bahwa dalam diri ini terdapat segumpal daging, jika dia baik maka baiklah seluruh tubuh ini dan jika dia buruk, maka buruklah seluruh tubuh; ketahuilah bahwa dia adalah hati “.
(Riwayat Bukhori dan Muslim)
Siapa yang mengetahui hatinya sendiri, insya Allah akan bisa mengetahui Robb-nya. Tetapi mayoritas manusia tidak mengetahui hati dan jiwanya sendiri sehingga membuat manusia tersebut sulit untuk dekat dan taat pada Allah. Disebabkan ada hijab yang memubuat pandangan hati menjadi gelap dan tidak tertembus cahaya Allah. Oleh karena itu, mengetahui hati dan sifat-sifatnya serta Tazkiyatun Nafs (pembersihan hati) selalu dari pada noda-noda yang menempel merupakan dasar agama dan pijakan orang-orang yang meniti jalan kepada Allah.

Celah yang digunakan Iblis untuk masuk ke dalam hati manusia

Sifat hati itu netral artinya ia akan menerima apapun yang disodorkan padanya, baik itu hidayah yang datang dari Allah atau bisikan-bisikan syahwat yang dihembuskan syaitan kepadanya. Ketika semuanya berkumpul dan bertemu di dalam hati, hati menjadi bergemuruh dan terjadilah pergumulan yang hebat antara kebaikan dan keburukan. Hingga akhirnya hati sendirilah yang akan membuka diri untuk salah satu di antara keduanya, lalu ia pun bersemanyam di dalamnya, sedangkan yang satunya lagi harus menyingkir karena kalah.
Syaitan tidak akan bersemayam di dalam hati, jika hati mengingat Allah. Perumpamaan hati itu seperti benteng. Sedangkan Syaitan adalah musuh yang hendak menerobos kedalam benteng itu, hendak menguasai dan merebutnya. Benteng tidak akan terlindungi kecuali dengan menjaga pintu-pintunya. Orang-orang yang tidak mengetahui pintu-pintu itu maka ia tidak akan bisa menjaganya. Celah-celah yang digunakan sebagai pintu masuk oleh syaitan adalah sifat-sifat manusia, yang bilangannya sangat banyak.
Ibnu Qoyyim pernah berkata "kenapa hati itu sulit menangis di hadapan Allah?" jawabnya adalah karena hati tersebut telah terkena racun yang berasal dari mata, telinga, mulut ataupun yang lainnya.
Imam Sufyan Ats Tsauri berkata : tidak ada pekerjaan yang paling menyibukkan dan memberatkan kecuali pekerjaan menjaga hati. Karena hati itu seperti samudra yang sangat luas dan tiada bertepi.
Imam Ibnu Mubarok berkata : banyak amalan yang besar menjadi kecil karena hatinya, dan berapa banyak amalan yang kecil menjadi besar disebabkan hatinya.

يا مقلب القلوب ثبت قلوبنا على د ينك, يا مصرف القلوب اصرف قلبنا الى طاعتك.
"Wahai Yang Memalingkan hati, teguhkanlah hati kami pada agama-Mu. Wahai Yang Membalikkan Hati, balikkanlah hati kami kepada ketaatan-Mu' (HR. At Tirmidzi, Al Baghawy, Al Hakim dan Ibnu Abi Ashim)

مثل القلب كمثل ريشة با رض فلاة تقلبها الرياح
"Perumpamaan hati itu seperti sehelai bulu di tanah yang lapang yang mudah dibolak-balikkan angin.' (HR. Ahmad, Al baghawy dan Ibnu Abi Ashim)

Beberapa tipe hati manusia yaitu diantaranya ;
1.      Hati yang marak dengan takwa, suci karena latihan, bersih dari noda-noda akhlaq.
2.      Hati yang terlantar, diisi nafsu, ditaburi noda dan dipolesi akhlaq yang tercela.
3.      Hati yang mulanya dilintasi hawa nafsu dan mengajaknya kepada keburukan, lalu muncul lintasan iman dan dapat mengajak kepada kebaikan.

Menurut Ibrahim bin Adham ada 10 Sebab yang akan menyebabkan hati ini tidak berfungsi yaitu :
1.      Kalian kenal Allah tapi kalian tidak taat padaNya
2.      Kalian kenal Rasulullah tapi kalian tidak ikutinya
3.      Kalian tau Al Quran tapi kalian tidak mengamalkannya
4.      Kalian tau Syurga tapi sayang kalian tidak mengejarnya
5.      Kalian tau neraka tapi sayang kalian tidak menghindarinya
6.      Kalian banyak menikmati karunia-karunia Allah tapi sayang kamu tidak mensyukurinya.
7.      Kalian tau mati tapi kalian tidak bersiap-siap untuk menghadapinya.
8.      Kalian kenal syaitan tapi kalian tidak menjadikannya musuh
9.      Kalian sering mengantar jenazah tapi sayang kalian sedikit mengambil pelajaran
10.  Kalian banyak memikirkan aib orang lain dan sangat sedikit memikirkan aib sendiri

Tidak ada komentar:

Posting Komentar