Jumat, 17 Desember 2010

Kisah - kisah 1


Puteri Sa’id bin al-Musayyib

Sekarang mari kita simak keteladanan cucu dari sahabat yang mulia, Abu Hurairah. Abu Hurairah menikahkan puterinya dengan Sa’id bin al-Musayyib. Dari perkawinan yang diberkahi ini, Sa’id bin Musayyib dikaruniai seorang puteri yang shalihah dan cerdas. Ketika tiba waktunya untuk menikahkan puterinya, Sa’id bin
al-Musayyib  memilihkan baginya salah seorang muridnya bernama Abdullah; Abdullah dipilih dari yang lainnya karena keikhlasannya dalam menuntut ilmu sangat jelas.

Kecintaan Abdullah terhadap ilmu dapat dilihat keesokan harinya setelah menikah dengan puteri Sa’id bin al-Musaayib, ia mengenakan pakaiannya hendak keluar, lalu isteri yang
baru dinikahinya bertanya: “Hendak kemana engkau?” Dia menjawab: “Hendak menghadiri majelis Sa’id bin al- Musayyib untuk belajar.” Isterinya berkata, “Duduklah, saya akan mengajarimu ilmu Sa’id bin al-Musayyib.” Kemudian puteri Sa’id bin al-Musayyib mengajarinya ilmu. Selama satu bulan Abdullah tidak menghadiri halaqah Sa’id bin al-Musayyib karena ilmu yang telah dipelajari wanita muda yang cantik ini melalui ayahnya (yang kemudian disampaikan kepadanya) telah memadai. Sangat penting untuk bertanya kepada diri kita sendiri – jika para wanita Muslimah benar-benar memiliki ilmu ini melebih
suaminya pada masa sekarang ini, apakah hal tersebut akan menambah penghormatan dan ketaatan mereka terhadap suaminya, ataukah ilmu ini akan menjadi sumber banyak persoalan rumah tangga? Keutamaan para wanita ini adalah ilmu yang mereka miliki hanya menambah bagi mereka ketaatan dan penghargaan kepada suami mereka. Perkataan berikut dari suami dari ulama wanita ini cukup untuk memahami betapa cinta yang dimiliki sang suami kepadanya karena ilmu dan ketaatannya: “Dia lah termasuk wanita yang paling cantik dan paling hafal Kitabullah, dan paling mengetahui tentang Sunnah Nabi s, dan yang paling tahu hak-hak suaminya.” Semoga Allah _ menjadikan para ibu, saudari, dan puteriputeri (Muslimah) mendapatkan posisi yang demikian di mata suami-suami mereka, dengan ilmu, ketaatan dan kecintaan mereka terhadap agama ini.

(Sumber dari Abu Nu’aim, Hilyatul Aulia, ii 167-68.)

1 komentar:

  1. Betapa indahnya jika seluruh wanita di dunia ini seperti Bintu Sa'id bin Al-Musayyib.....
    cari yang gitu, sekarang dimana, ustadz?....

    BalasHapus