Kamis, 28 Agustus 2014

Ibrahim bin Adham

KISAH IBRAHIM BIN ADHAM DENGAN SEORANG LELAKI

Seorang laki-laki mendatangi Abu Ishaq Ibrahim bin Adham Rahimahullah, lalu berkata, “Wahai Abu Ishaq, saya adalah orang yang melampaui batas, suka berbuat dosa, maka berilah saya nasehat agar bisa selamat.”
Ibrahim menjawab, “Jika kamu menerima lima syarat dan mampu memenuhinya minimal satu saja, maka tidak mengapa kamu bermaksiat.” Orang itu pun bertanya, “Apa itu wahai Abu Ishaq?”
Ibrahim : “Pertama, jika kamu ingin bermaksiat kepada Allah, maka janganlah sekali-kali  makan dari rezeki-Nya!”
Laki-laki itu menyergah, “Lantas saya harus makan apa? Sedangkan segala yang ada dipermukaan bumi ini semua adalah rizki dari-Nya.
Ibrahim : “Wahai kisanak, apakah pantas kamu makan rejeki-Nya sementara kamu mendurhakai-Nya?”
Laki-laki : “Tentu tidak, terus apa syarat yang kedua?”
Ibrahim : “Kedua, jika kamu ingin bermaksiat kepada-Nya, maka jangan pernah tinggal di negeri kekuasaan-Nya.”
Laki-laki : “Wah ini lebih berat, lantas dimana saya akan tinggal? Sanggahnya kembali.”
Ibrahim : “Wahai kisanak, apakah layak kamu memakan rejeki-Nya, kamu tinggal di bumi-Nya, kemudian kamu mendurhakai-Nya?”
Laki-laki : “Ya, memang tidak layak, lalu apa syarat yang ketiga?”
Ibrahim : “Jika kamu ingin bermaksiat sementara kamu makan rejeki-Nya dan tinggal di bumi-Nya, maka carilah tempat yang tidak dilihat oleh-Nya, lalu bermaksiatlah disana!”
Laki-laki : “Wahai Ibrahim, mana mungkin ... Dia melihat segala tempat yang tersembunyi.”
Ibrahim : “Wahai kisanak, apakah patut, kamu memakan rejeki-Nya, tinggal di bumi-Nya lalu kamu bermaksiat dalam pengawasan-Nya?”
Laki-laki : “Memang tidak patut, tolong sebutkan syarat yang keempat!”
Ibrahim : “ Jika malaikat maut datang kepadamu untuk mencabut nyawamu, maka katakan kepadanya, “Tangguhkanlah ajalku hingga aku sempat untuk bertaubat dengan taubat nasuhah dan aku beramal  shalih karena Allah!”
Laki-laki : “Tidak mungkin malaikat maut mengabulkan permintaanku.”
Ibrahim : “Wahai kisanak, jika kamu tidak kuasa menunda kematian untuk bertaubat, dan kamu tahu kematian datang tidak akan bisa ditunda, maka bagaimana kamu berharap bisa selamat dengan tetap bermaksiat?”
Laki-laki : “Lantas, apa syarat yang kelima?”
Ibrahim : “Jika Zabaniyah (Malaikat penjaga neraka) mendatangimu pada hari kiamat untuk membawamu ke neraka, maka janganlah kamu sudi pergi bersamanya!
Laki-laki : “ Pasti mereka tidak akan membiarkanku, dan tidak menerima alasanku.” Katanya.
Ibrahim : “Jika demikian, bagaimana kamu bisa berharap selamat dari siksa?”
Orang itupun akhirnya berkata, “Cukup, cukup ... wahai Ibrahim, aku memohon ampun kepada Allah dan bertaubat kepada-Nya.”
Sejak itu, laki-laki itu serius dengan taubatnya, melazimi ibdah dan menjauhi maksiat hingga ajal menjemputnya.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar