Senin, 30 Juli 2012

Ukhti Belgia

KISAHKU DIPERLAKUKAN KEJAM OLEH POLISI BELGIA






Arrahmah.com -  Pada (31/5/2012) di Belgia, seorang Muslimah ditangkap oleh polisi karena memakai niqab (cadar), Muslimah itu tiba-tiba didatangi oleh polisi dan dan diminta untuk membuka cadarnya untuk pemeriksaan identitas, namun setelah pemeriksaan identitas, polisi tetap memaksa Muslimah itu untuk dibawa ke kantor polisi. Di kantor polisi, ia dicaci maki, pakaiannya dirobek-robek, dan dipukuli hingga ia mengalami gegar otak dan luka-luka yang mengharuskan ia dirawat di rumah sakit.
Berikut ini ia menceritakan fakta bagaimana insiden itu terjadi hingga ia harus dibawa ke gawat darurat. Diterjemahkan dari video dan transkrip yang dipublikasikan oleh Izharudeen.com.
Cerita berikut mungkin hanya satu dari sekian kasus diskriminasi dan kekejaman yang terjadi di Eropa terhadap saudari-saudari kita yang memakai niqab.
***

Syuraih Al Qodhi

SYURAIH AL QODHI






Hari itu, amirul mukminin Umar bin Khathab r.a. membeli seekor kuda dari seorang dusun. Setelah membayarnya, beliau menaiki kuda tersebut dan bermaksud pulang menuju rumahnya. Namun tak seberapa jauh dari tempat itu, tiba-tiba kuda tersebut menjadi cacat dan tak mampu melanjutkan perjalanan. Maka Umar membawanya kembali kepada si penjual seraya berkata:

Umar, “Aku kembalikan kudamu, karena ternyata dia cacat.”

Penjual, “Tidak wahai amirul mukminin, tadi aku menjualnya dalam keadaan baik.”

Umar, “Kita cari seseorang yang akan memutuskan permasalahan ini.”

Penjual, “Aku setuju, aku ingin Syuraih bin Al-Harits Al-Kindi menjadi hakim bagi kita berdua.”

Sa'id Bin Jubair

SA'ID BIN JUBAIR







Badannya kekar, sempurna bentuk tubuhnya, lincah gerak-geriknya, cerdas otaknya, jenius akalnya, antusias terhadap kebajikan dan menjauhi dosa. Meski hitam warna kulitnya, keriting rambutnya dan asalnya dari Habsy, namun tidaklah jatuh rasa percaya dirinya untuk menjadi manusia yang istimewa, apalagi umurnya masih muda.

Pemuda yang beasal dari Habsyi asli dan menjadi warga Arab ini sadar betul bahwa ilmu jalan yang bisa mengantarkan kepada Allah. Dan takwa adalah jalan yang menuntunnya ke surga. Oleh sebab itu dijadikannya takwa di sisi kanannya dan ilmu di sisi kirinya. Keduanya dipadukan dengan ikatan yang erat.

Dengan dua hal tersebut beliau mengarungi samudera kehidupan tanpa berleha-leha dan berpangku tangan. Sejak beliau masih muda, orang-orang telah mengenalnya sebagai pemuda yang akrab dengan buku-buku yang ia baca. Atau jika mereka tidak mendapatkannya sedang membaca buku, maka beliau tengah di mihrabnya untuk beribadah. Itulah dia manusia pilihan di zamannya, Sa’id bin Jubair.

Kotak Hitam dan Muadzin Mesir

KOTAK HITAM DAN MUADZIN MESIR



Hidayatullah.com--“Para muadzin adalah orang yang paling panjang lehernya nanti pada hari kiamat.”(HR. Muslim). Maksudnya, tatkala manusia sudah berdesak-desakan dan ketika keringat-keringat manusia sudah membanjiri mereka, bahkan ada yang keringatnya setinggi mulutnya, maka muadzin selamat dari semua itu karena lehernya yang panjang. (Syarh Muslim: 4/333, karya An-Nawawi). Namun apa jadinya, jika tugas muazdin yang mengumandangkan adzan di masjid-masjid diganti dengan sebuah kotak hitam kecil. Maka akan hilanglah keutamaan yang mereka harap-harap itu, berikut pahala dari Allah di hari akhir nanti.
Pada era Husni Mubarak, pemerintah Mesir memberlakukan ketentuan penyatuan adzan untuk wilayah Kairo. Tujuannya, mengurangi suara bising yang keluar dari pengeras suara masjid ketika waktu shalat tiba. Jika proyek percontohan itu lancar, maka akan diterapkan di seluruh penjuru negeri.
**
Pada suatu hari Kamis di bulan Agustus 2010, insinyur-insinyur dari perusahaan kontraktor pemerintah Arab Agency for Production, mendatangi masjid-masjid yang terletak di daerah Heliopolis, Kairo. Mereka membawa kotak-kotak hitam kecil yang tertera tulisan “Kementerian Wakaf” dalam warna putih.

Sabtu, 28 Juli 2012

Mau Lebih Irit?

MAU LEBIH IRIT? MENIKAHLAH ..!!!


Hidayatullah.com—Banyak orang manunda dan takut menikah lantaran khawatir menambah biaya, fakta menunjukkan,   menikah cara terbaik untuk menghemat uang, demikian penelitian terbaru yang dimuat Time of India, Ahad (22/07/2012). Karena kehidupan pernikahan umumnya mendorong pengorbanan dan penghematan daripada melakukan pengeluaran semena-mena.

Berdasarkan sebuah penelitian baru-baru ini di Inggris, para peneliti menemukan bukti bahwa pasangan yang telah menikah umumnya memang dapat melakukan penghematan. Mereka umumnya dapat menghemat sekitar 68 Pound per bulan dan mencapai 800 Pound per tahun.

Dalam pernikahan akan muncul ide memiliki target bersama seperti menabung untuk membeli rumah, untuk biaya keluarga, atau membangun rumah. Keinginan-keinginan tersebutlah yang akan memicu pasangan agar menjadi lebih irit dalam pengeluaran.

Sekitar 57 persen peserta uji coba pun mengatakan, suami atau istri berperan dalam melakukan prosese penghematan itu.
"Hal yang baik melihat orang-orang yang berhubungan saling memotivasi satu sama lain untuk menyimpan sejumlah besar uang," ungkap John Prout dikutip Daily Mail.

Bagi sebagian orang, pengaruh pasangan mereka memiliki efek dramatis. Satu dari lima pasangan mengaku bisa menghemat sedikitnya 200 Pound lebih per bulan dan mencapai 2.400 Pound selama setahun.

Dalam hal ini, kaum pria yang senang menghabiskan uang untuk otomotif atau keluar malam akan sedikit tertekan saat hidup bersama pasangan. Namun mereka akan terbiasa dengan sendirinya, setelah melakukan adaptasi.

Kisah Tabi'in

Assalamualaikum ....

Bismillahirrahmanirrahim

 
Nah teman-teman semuanya pada halaman ini ana sediakan artikel-artikel seputar kehidupan emas tabiin yang tercatat sebagai salah satu generasi terbaik yang telah dijamin oleh Rasululllah yang bisa dinikmati dan dibaca, semoga bermanfaat bagi kita semuanya dan kita dimampukan Allah untuk meneladani mereka dalam kehidupan kita sehari-hari. selamat menikmati :

  1. Sa'id Bin Musayyib (Sayyidut Tabi'in)
  2. Salamah Bin Dinar
  3. Abu Al Aliyah
  4. Atho' Bin Abi Robah
  5. Muhammad Bin Sirin 

Jumat, 27 Juli 2012

Adzan Dalam dada

ADZAN BERGEMA DALAM DADA MAYAT




YOGYAKARTA – Satu perbahasan buku "The Miracle of Shaheed", keajaiban jasad para syuhada yang tidak binasa dari pandangan kedoktoran telah diadakan di Masjid Al Mujahidin, Kampus Universiti Negeri Yogyakarta. Dua panel telah mengupas isu tersebut iaitu ustaz Fuad Alhadzimi, mantan Imam Masjid Al Hijrah Tempe, Sidney, Australia dan Dr Wahyu Alamsyah, pakar bedah Fakulti kedoktoran Universitas Gajah Mada (UGM).

Dr Wahyu, yang mengupas bagaimana jasad orang yang meninggal menuju proses pembusukan. Ia akan mulai proses dekomposisi (pembusukan) atau degradasi tubuh mayat akibat proses autolisi dan
aktiviti mikroorganisme. Maksima lima hari maka jasad orang mati sudah akan membusuk, diikuti proses lain seperti perut menggelembung, scrotum (alat kelamin) membesar dan lain-lainnya sebagai seperti di jelaskan dalam buku dibicarakan.

Kamis, 26 Juli 2012

12 Hadits Lemah

12 Hadits Lemah dan Palsu Seputar Ramadhan



Islam adalah agama yang ilmiah. Setiap amalan, keyakinan, atau ajaran yang disandarkan kepada Islam harus memiliki dasar dari Al Qur’an dan Hadits Nabi shallallahu’alaihi wa sallam yang otentik. Dengan ini, Islam tidak memberi celah kepada orang-orang yang beritikad buruk untuk menyusupkan pemikiran-pemikiran atau ajaran lain ke dalam ajaran Islam.

Karena pentingnya hal ini, tidak heran apabila Abdullah bin Mubarak rahimahullah mengatakan perkataan yang terkenal:
الإسناد من الدين، ولولا الإسناد؛ لقال من شاء ما شاء

“Sanad adalah bagian dari agama. Jika tidak ada sanad, maka orang akan berkata semaunya.” (Lihat dalam Muqaddimah Shahih Muslim, Juz I, halaman 12)

Dengan adanya sanad, suatu perkataan tentang ajaran Islam dapat ditelusuri asal-muasalnya.

Oleh karena itu, penting sekali bagi umat muslim untuk memilah hadits-hadits, antara yang shahih dan yang dhaif, agar diketahui amalan mana yang seharusnya diamalkan karena memang diajarkan oleh Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam serta amalan mana yang tidak perlu dihiraukan karena tidak pernah diajarkan oleh beliau.

Rabu, 25 Juli 2012

Al quran dan Kesetaraan Gender

ALQURAN DAN KESETARAAN GENDER






MUQODDIMAH

Perhatian dunia terhadap nasib perempuan dalam tingkat  internasional dan dalam format yang sangat jelas, di mulai pada tahun 1975 M, karena pada waktu itu Majlis Umum PBB menetapkannya sebagai  ( Tahun  Perempuan International ) Dan pada tahun tersebut diadakan konferensi dunia pertama tentang perempuan, tepatnya di Mexico.[1] Kemudian pada tahun 1979, Majlis Umum PBB mengadakan konferensi dengan tema “Convention on the Elimination of All Forms of Discrimination  Againts Woment , yang di singkat  CEDAW ( Konvensi Penghapusan Segala Bentuk Diskriminasi Terhadap Perempuan  ) . Secara aklamasi , para peserta konferensi menandatangani kesepakatan yang terdiri dari 30 pasal dalam 6 bagian yang  bertujuan untuk menghapus semua bentuk diskriminasi terhadap perempuan tersebut. Dan yang lebih menarik lagi, kesepakatan ini diperlakukan secara “ paksa “ kepada seluruh negara yang dianggap sepakat terhadapnya, baik secara eksplisit maupun implisit.  Barang kali sebagian orang menyambut. gembira kesepakatan tersebut , karena menjanjikan kemerdekaan , kebebasan dan masa depan perempuan
Namun , tidak semua orang berpikir seperti, paling tidak bagi seorang DR. Fuad Abdul Karim , justru menganggapnya sebagai konferensi  yang paling berbahaya yang ada kaitannya dengan perempuan. Beliau menemukan tiga indikasi yang mengarah kesana, yaitu :
Pertama : munculnya  anggapan bahwa agama merupakan pemicu berbagai bentuk diskriminasi terhadap perempuan.
Kedua : mengaitkan hak- hak perempuan pada  seluruh segi kehidupan , yang meliputi : ilmu pengetahuan , politik, ekonomi , sosial, budaya dan lain- lainya, tentunya dengan pola pikir Barat , yaitu mengusung hak- hak perempuan yang yang berlandaskan dua hal  :  kebebasan penuh dan persamaan secara mutlak. .
Ketiga : Konferensi tersebut, merupakan satu satunya  kesepakatan yang mengikat kepada seluruh negara yang ikut menandatanginya , dan harus melasanakan segala isinya, tanpa boleh mengritik pasal- pasal  yang ada di dalamnya.
Berhubung sebagian perempuan muslimat belum mau mengikuti pola pikiran barat tersebut, maka PBB telah menetapkan bahwa tahun 2000 M , merupakan batas terakhir untuk  seluruh negara agar ikut menandatangani kesepakatan tersebut, sekaligus tahun itu di gunakan PBB untuk menetapkan langkah- langkah strategis agar wanita muslimah dengan segera mengikuti dan mempraktekan kesepakatan tesebut. [2]
Salah satu langkah strategis  yang di tempuh adalah sosialisasi  istilah “ Gender “ . Istilah ini dilontarkan pertama kalinya  pada konferensi Beijing. Pada waktu itu banyak negara dan utusan yang menolak istilah tersebut , karena tidak ada kejelasan. Ternyata dikemudian hari ditemukan bahwa “ Gender “ , secara umum digunakan untuk mengindentifikasi perbedaan laki-laki dan perempuan dari segi sosial- budaya. Sementara itu,  “ sex “  secara umum digunakan untukmengindentifikasi perbedaan laki- laki dan perempun  dari segi anatomi biologi. [3]
DR. ‘Ishom Basyir,  mentri penerangan dan  wakaf Sudan, menganggap bahwa sosialisasi istilah ‘ jender ‘ merupakan langkah- langkah yang bertujuan untuk menghapus jati diri umat Islam dengan melalui jalur perundang-undangan. Menurut beliau, bahwa konsekwensi logis dari defenisi jender di atas, adalah seorang perempuan berubah menjadi laki- laki, dan seorang perempuan bisa  menjadi seorang suami dan  menikah dengan perempuan lain. [4]  Dari kenyataan tersebut , maka tidak aneh kalau DR. Fuad Abdul Karim memandang bahwa sosialisasi istilah jender ini  bertujuan untuk melegitimasi  praktek homosex, yaitu hubungan sex yang dilakukan antara sesama laki- laki ( gay ) ataupun sesama perempuan ( lesbian ) [5]

Meluruskan Pemahaman Tentang Poligami

MELURUSKAN PEMAHAMAN TENTANG POLIGAMI




Lanjutan dari makalah 'Al Qur'an dan Kesetaraan Gender'............
Orang – orang Barat yang fanatik, menyerang Islam dengan terang- terangan dan menjadikan isu poligami sebagai bentuk penghinaan dan diskriminasi terhadap perempuan. Padahal dalam masalah poligami , Islam tidaklah sendirian, agama Yahudi sendiri justru membolehkan poligami, bahkan tanpa batas. Para Nabi yang disebutkan di dalam Tauratsemuanya, tanpa terkecuali mempunyai isti lebih dari satu, bahkan disebutkan di dalam Taurat bahwa nabi Sulaiman mempunyai 700 istri merdeka dan 300 budak. Bahkan , bangsa- bangsa terdahulu telah mempraktekan konsepsi poligami, seperti bangsa Atsin, Cina, India, Babilion dan Atsur dan Mesir. Pada bangsa- bangsa tersebut poligami tidaklah di batasi sampai empat seperti yang ada dalam ajaran Islam. Dalam perundang- undangan Bangsa Cina dahulu,seorang laki- laki di perbolehkan berpoligami sampai 130 perempuan. Bahkan beberapa penguasa Cina memiliki 30.000 istri. [1]
Bahkan dalam agama Kristen sendiri, walaupun di dalam Injil tidak di sebutkan secara tegas konsepsi poligami ini , namun dalam surat Paulus I di dapati pernyataan bahwa bagi seorang petingi agama diharuskan mempunyai istri satu saja. Dan ini mengisyaratkan bahwa selain petinggi agama dibolehkan untuk beristri lebih dari satu. Ini terbukti dengan pernyataan yang dikeluarkan oleh Wester Mark pakar yang dipercaya dalam bidang sejarah pernikahan yang isinya : “ Bahwa poligami yang diakui Gereja masih ada hingga abad 17 M. Dan inipun tejadi pada keadaan- keadaan yang tidak bisa di dideteksi oleh Gereja dan Negara “ [2]
Di dalam Islam , konsepsi poligami telah diatur di dalam Q.s. Al –Nisa’ , ayat 3. Allah berfirman :
وَإِنْ خِفْتُمْ أَلَّا تُقْسِطُوا فِي الْيَتَامَى فَانْكِحُوا مَا طَابَ لَكُمْ مِنَ النِّسَاءِ مَثْنَى وَثُلَاثَ وَرُبَاعَ فَإِنْ خِفْتُمْ أَلَّا تَعْدِلُوا فَوَاحِدَةً
“ Jika kamu takut untuk tidak bisa berbuat adil terhadap perempuan – perempuan yatim ( jika mengawininya ) , maka nikahilah perempaun- perempuan lainnya yang kamu sukai : dua , tiga, empat . Jika kamu takut tidak bisa berbuat adil maka kawinilah satu saja “

Hikmah Dibalik Poligami


HIKMAH-HIKMAH DIBALIK POLIGAMI





Sambungan dari makalah 'Meluruskan Pemahan Tentang Poligami'........
Hikmah- hikmah dibalik Poligami
Paling tidak, ada tiga bentuk maslahat yang bisa di dapat dari dibolehkanya poligami sampai empat istri.[1] :
Maslahat sosial : yaitu melonjaknya jumlah perempuan jauh di atas jumlah laki-laki. Menurut data statistik Finladia, disebutkan bahwa setiap empat bayi yang lahir, maka tiga diantaranya adalah perempun, sedang sisanya adalah laki- laki. Menurut salah satu sumber yang dipercaya, bahwa jumlah wanita Indonesia 68 %, dan pria hanya 32 %. Bahkan, di AS jumlah perempuan delapan kali lebih banyak daripada laki-laki. Di Guena ada 122 perempuan untuk 100 laki-laki. Nathan and Julie Here Hare di dalam Crisis in Black Sexsual Politics mengungkapkan bahwa di AS ada krisis gender pada masyarakat kulit hitam. Satu dari 20 pria kulit hitam meninggal dunia sebelum berumur 21 tahun. Bagi yang berumur 20-35, penyebab kematian utama adalah pembunuhan. Di samping itu banyak laki-laki kulit hitam yang tidak punya pekerjaan, dipenjara atau kecanduan obat “. Bahkan Philip L. Kilbridge di dalam tulisannya , Plural Marriage for Our Times mengatakan : “ Akibatnya satu dari 4 perempuan kulit hitam, pada umur 40 tidak pernah menikah, dan pada perempuan kulit putih terdapat satu dari 10 perempuan tidak pernah menikah pada usia yang sama. Banyak perempuan kulit hitam menjadi single mother sebelum usia 20 tahun. Akibat ketimpangan dalam man-sharing, perempuan-perempuan ini banyak yang kemudian berselingkuh dengan laki-laki yang sudah menikah “ [2] Ini dalam keadaan damai.
Adapun dalam keadaan perang, maka jumlah laki- laki akan turun drastis dari jumlah perempaun. Di Eropa, ketika terjadi perang dunia dua kali selama seperempat abad, telah terbunuh berjuta- juta laki- laki. Ini menyebabkan beribu- ribu perempuan menjadi janda dan tanpa suami. Sehingga di sebagian negara Eropa, terutama Jerman , muncul berbagai demonstrasi yang dilakukan oleh perhimpunan – perhimpunan wanita menuntut di perlakukannya “ poligami “. Karena jumlah perempuan di Jerman adalah 7,3 juta lebih banyak daripada laki-laki (3,3 jutanya adalah janda). Banyak di antara perempuan-perempuan itu membutuhkan laki-laki bukan hanya sebagai pendamping, tapi juga pemberi nafkah keluarga. [3] Bahkan sebelum Jerman, di Perancis, setelah Perang Dunia I , bermunculan permintaan untuk menghapus aturan yang menghukum seseorang yang menikah lebih dari satu istri, dan permintaan untuk dibolehkannya poligami, ini bertujuan untuk menghindari kerusakan yang timbul akibat meluapnya jumlah perempuan yang tidak terurusi. [4]
Kenyataan ini , mampu menepis anggapan sebagian orang yang mengatakan bahwa data statistik yang ada hanya menyebutkan banyaknya jumlah wanita itu hanya yang sudah berusia senja ( di atas 65 tahun) ataupun dibawah 20 tahun . Apalagi kalau kita lihat akhir- akhir ini, setelah terjadinya perang di Afghonistan dan Iraq dan berpagai kontak senjata yang ada di negara lainnya , tentunya yang banyak terbunuh adalah laki- laki yang ikut perang.
Yang kedua : maslahat pribadi, dan ini sangat banyak sekali, diantaranya , jika istrinya mandul, padahal suaminya punya keinginan untuk mempunyai banyak anak, dan ini merupakan fitroh manusia. Dalam hal ini, hanya ada hanya ada dua pilihan : mencerai istrinya atau menikah lagi. Tentunya pilihan terakhir akan lebih ringan bagi wanita.
Jika istri tertimpa penyakit menahun yang menghalangi suami untuk bisa berhubungan. Jika suami banyak bepergian dalam berbagai urusan kenegaraan atau yang lainnya. Jika suami mempunyai kekuatan sex yang sangat tinggi.

Yang ketiga : masalahat akhlak.
Pelarangan untuk berpoligami, akan mengakibatkan dampak yang sangat jelek terhadap akhlak. Karena perempuan –perempuan yang tidak mendapatkan suami , mereka akan bekerja mencari nafkah sendiri, dan karena kebutuhan sex yang tidak terpenuhi mengakibatkan kegoncangan jiwa, ketidak tenangan di dalam bersikap , kekecewaan , kegelisahan , mudah tersingung dan sebagainya. [5] Karena tidak tersalurkan, sebagian mereka dengan terpaksa atau sukarela melampiaskannya dengan jalan yang haram, sehingga timbulah perzinaan dimana- mana sebagaimana kita lihat sekarang.

Laki-laki sebagai pemimpin RT


LAKI-LAKI SEBAGAI PEMIMPIN RUMAH TANGGA





Sambungan dari Makalah 'Hikmah-hikmah Dibalik Poligami',........
Penulis merasa heran, ketika mendapati sebagian keluarga di Mesir sini, ternyata yang memegang tampuk kepemimpinan keluarga adalah seorang perempuan ,  walaupun itu tidak mutlak, artinya bisa saja itu tidak disepakati secara resmi, namun sangat sering penulis , mendapatkan seorang laki- laki ( suami ) merasa mlinder dan takut untuk berbicara kebenaran atau sekedar berbicara ataupun ketika memutuskan sesuatu yang sebetulnya menjadi wewenangnya ketika istrinya ada di depannya. Itu ternyata , setelah di teliti , walau secara sekilas, di dapatkan bahwa salah satu faktor penyebabnya adalah , karena seorang istri  lebih kaya dari suaminya, sehingga dengan hartanya , dia leluasa untuk mengatur suami dan keluarganya. Atau sang istri terlalu cantik di banding suaminya yang biasa- biasa saja, sehingga sang suami  selalu kawatir kalau istrinya yang cantik ini marah dan minta cerai. Ataupun sang istri  tersebut, selain cantik,  juga jauh lebih muda di banding suaminya yang sudah loyo dan lanjut usia. Faktor- faktor tersebut ternyata , sedikit banyak mempengaruhi kejiwaan relasi dan hubungan antara suami istri, sekaligus membuat suami merasa mlinder dan takut dengan istrinya.  Ditambah kebodohan sang suami terhadap ajaran agamanya . Kasus tersebut , menunjukkan betapa telah terjadi pergeseran nilai di dalam masyarakat. Untuk meneliti lebih lanjut wewenang kepemimpinan dalam keluarga maupun di dalam masyarakat, apakah itu hak paten milik laki-laki ataupun perempuan, alangkah baiknya kita kutip dahulu
Firman Allah di dalam QS al- Nisa’ : 34 :
الرِّجَالُ قَوَّامُونَ عَلَى النِّسَاءِ بِمَا فَضَّلَ اللَّهُ بَعْضَهُمْ عَلَى بَعْضٍ وَبِمَا أَنْفَقُوا مِنْ أَمْوَالِهِمْ
“ Kaum laki- laki itu adalah pemimpim kaum wanita, karena Allah telah melebihkan sebagian mereka ( laki- Laki) atas sebagian yang lain ( wanita ) dan karena mereka menginfakkan sebagian harta mereka “
Sebab turun ayat :
Adalah sebagai  tanggapan dari kasus Sa’ad bin Abi Robi’ yang memukul istrinya yang bernama Habibah binti Zaid, karena durhaka kepadanya,  kemudian kasus ini di adukan kepada  Nabi, lalu Nabi menyuruhnya untuk qishos. Kemudian turun ayat ini. [1]
Di sana ada  sebab- seba lain, tapi ini dianggap mewakili.

Kamis, 19 Juli 2012

Kufur, Satu Millah Banyak Wajah

KUFUR, SATU MILLAH BANYAK WAJAH 



Al-kufru millah waahidah. Para abnaa` ash-shohwah al-Islamiyah pasti mengenal istilah itu. Frase yang menggambarkan perkubuan berbagai aliran faham kekafiran tatkala berhadapan dengan kekuatan Islam. Kekafiran merupakan agama yang tunggal, meski berbagai credo, beragam aliran kepercayaan, namun sejatinya satu. Satu dalamfront berhadapan dengan keimanan.
Untuk mendapatkan gambaran lebih komprehensif, kita akan menyajikan perspektif Islam dalam hal ini, kemudian melihat benarkah realitasnya seperti itu.

Perspektif  Al-Qur`aan dan As-Sunnah

Allah berfirman di dalam kitab-Nya :
Adapun orang-orang yang kafir, sebagian mereka menjadi pelindung bagi sebagian yang lain...[Al-Anfal: 73]

Membendung banjir Syubhat

Membendung Banjur Syubhat

Para pemikir liberal-sekuler pada level global maupun lokal begitu khawatir terhadap kemungkinan dimasa depan kelompok Islam fundamentalis-radikal menguasai ruang publik, sehingga menjadi rujukan masyarakat. Yang dipersepsi sebagai Islam fundamentalis-radikal, adalah semua kelompok umat Islam yang pro penegakan syari'at, baik yang menggunakan pendekatan kekerasan maupun yang menempuh jalur legal-formal (masih menurut versi mereka).

Perubahan Taktik Serangan

Kelompok itu, kini mereka merubah strategi pergerakannya. Sebelumnya mereka lebih banyak melakukan serangan terhadap struktur pemikiran umat Islam yang telah mapan. Cara ini setelah dievaluasi ternyata kontra produktif karena dianggap memicu reaksi balik umat Islam, menjadikan lebih banyak umat Islam yang ingin tahu, akhirnya justru membuka pintu kesadaran umat terhadap agamanya. Sekarang mereka berganti haluan memasuki birokrasi, mendekat ke lingkar kekuasaan dan menampilkan karya nyata. Dengan itu mereka bermaksud menarik simpati publik untuk kemudian mempengaruhi kebijakan. Diantara mereka ada yang masuk di lingkar kepemimpinan partai yang berkuasa, ada yang menampilkan citra penjaga moral sebagai bapak bangsa anti korupsi, dll.

Tiada Kata Gagal

TIADA KATA GAGAL SEBELUM DATANG AJAL



Setiap orang mungkin pernah merasakan pahitnya kegagalan. Target yang tidak tercapai, perjuangan yang tak membuahkan hasil sesuai keinginan, atau bahkan permohonan yang tak kunjung terkabulkan.
Manusiapun beragam dalam menyikapi kenyataan seperti ini. Ada yang sedih ketika tak lulus sekolah, ada yang depresi lantaran gagal menjadi pejabat, stress lantaran usahanya gulung tikar, dan bahkan ada yang bunuh diri karena gagal menikah dengan orang yang dicintainya. Intinya adalah putus asa dan berat menerima kenyataan yang tidak sesuai harapan.
Tak Ada Istilah Gagal, Kecuali dalam Satu Hal
Sebenarnya, tak ada istilah gagal dalam berusaha, selain kegagalan dalam menyikapi hasil. Inipun, masih ada peluang untuk perbaikan. Hanya ada satu kegagalan yang fatal, yang benar-benar dikatakan gagal, yakni gagal dalam mengisi hidup hingga datangnya ajal.

Bukan ROkib Bukan Atid

BUKAN RAQIB BUKAN ATID




وَنُؤْمِنُ بِالْكِرَامِ الْكَاتِبِيْنَ فَإِنَّ اللهَ قَدْ جَعَلَهُمْ عَلَيْنَا حَافِظِيْنَ
(84) Kami beriman kepada para (malaikat) mulia pencatat amal. Sesungguhnya Allah menjadikan mereka sebagai penjaga kita.
Lima puluh ribu tahun sebelum Allah menciptakan langit dan bumi Allah sudah mengetahui dan mencatat dalam Lauh Mahfuzh: berapa banyak manusia yang akan dilahirkan dan hidup di muka bumi. Allah juga mengetahui siapa saja di antara mereka yang kelak menjadi penghuni surga dan siapa yang menjadi penghuni neraka. Allah mengetahui semua perbuatan mereka—yang baik dan yang buruk—sebelum mereka mengerjakannya, bahwa mereka akan mengerjakannya.
Dengan hikmah-Nya yang hanya diketahui oleh-Nya, Allah menciptakan malaikat dari cahaya dan memerintahkan mereka untuk mengerjakan berbagai tugas khusus. Ada yang menyampaikan wahyu, ada yang mengatur rezki, ada yang mencabut nyawa, ada yang menjaga surga, ada yang menjaga neraka dan lain sebagainya. Para malaikat ini diciptakan oleh Allah dengan tabiat: melaksanakan semua yang diperintahkan-Nya dan sama sekali tidak bermaksiat kepada-Nya.

Betah Berdiri Shalat

BETAH BERDIRI SHALAT RINGAN MENANTI HISAB





Dari Abdullah bin Amru bin Ash RA berkata, “Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasalam  membaca firman Allah,
يَوْمَ يَقُومُ النَّاسُ لِرَبِّ الْعَالَمِينَ
” (yaitu) hari (ketika) manusia berdiri menghadap Rabb semesta alam.” (QS al-Muthaffifin 6)
Lalu beliau bersabda, “Bagaimana nasib kalian saat Allah mengumpulkan kalian sebagaimana mengumpulkan anak panah di wadahnya selama 50.000 tahun, kemudian Allah tidak memperhatikan kalian.” (HR al-Hakim, beliau mengatakan shahih, adz-Dzahabi menyepakatinya begitupun dengan al-Albani))

Yaumun ‘Azhim, Hari yang Berat

Betapa berat peristiwa itu, tak terkira gerahnya penghuni makhsyar kala itu. Banyak wajah tertunduk,

Operasi Payudara

HUKUM OPERASI PAYUDARA




Banyak wanita yang bertanya tentang hukum melakukan operasi payudara, karena ingin membahagiakan suami mereka, atau karena memang keinginan dari suami mereka. Wanita-wanita itu beralasan bahwa membahagiakan suami itu akan mendapatkan pahala, tetapi di sisi lain mereka takut kalau hal itu bertentangan dengan ajaran Islam, karena larangan untuk merubah ciptaan Allah. Bagaimana sebenarnya pandangan Islam terhadap masalah ini?
Tulisan berikut ini menjelaskan permasalahan di atas.
Operasi Payudara
Mengubah ukuran payudara secara medis, yaitu dengan cara operasi. Salah satu cara yang paling mutakhir adalah dengan metode TUBA (trans-umbilical breast augmentation) atau pembesaran payudara melalui irisan di sekitar pusar.

Generasi Syahadat

JADILAH "GENERASI SYAHADAT", GENARASI TAHAN UJI!!





BESAR kecilnya tanggungjawab seseorang menjadi tanda kualitas syahadatnya, yang dapat diukur pada caranya memanfaatkan waktu. Seorang yang berkualitas selalu berusaha menumbuhsuburkan bibit syahadatnya agar dapat terus ditingkatkan lebih tinggi lagi. 

Tiada waktu tanpa peningkatan kualitas syahadat. Tiada program kecuali peningkatan iman. Tidak mati kecuali dalam puncak jenjang syahadat, pasrah diri kepada Allah Subhanahu Wata'ala.


يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُواْ اتَّقُواْ اللّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوتُنَّ إِلاَّ وَأَنتُم مُّسْلِمُونَ

"Wahai orang-orang yang beriman, bertakwalah kamu kepada Allah dengan sebenar-benar takwa, dan janganlah engkau mati kecuali sebagai Muslim." (Q.S. Ali Imran: 102).

Rute perjalanan yang harus dilalui untuk membuktikan syahadat bisa dirasakan singkat, bisa juga panjang. Hal tersebut tergantung pada kadar mujahadah (usaha keras), dukungan ibadah dan ukuran besar kecilnya tanggungjawab yang dipikul. 

Rabu, 18 Juli 2012

ADAB BERSHAUM

FILM KARTUN ADAB BERSHAUM


Selamat Menikmati ya teman-teman :



Keutamaan Ramadhan

FILM KARTUN KEUTAMAAN RAMADHAN


Selamat menikmati ya teman-teman :


Film Islami

FILM-FILM ISLAMI UNTUK SEMUA KALANGAN

Ikhwah Fillah ni ada film-film Islami selamat menikmati :
  1. Film Kartun Keutamaan Ramadhan
  2. Film Kartun Adab Bershaum

Iman pada Malaikat

BERIMAN KEPADA PARA MALAIKAT




Orang Muslim beriman kepada malaikat-malaikat Allah Ta’ala. Bahwa mereka adalah makhluk-Nya yang paling mulia, hamba-hamba-Nya yang dimuliakan di antara hamba-hamba-Nya. Allah Ta’ala menciptakan mereka dari cahaya, sebagaimana Dia menciptakan manusia dari tanah kering seperti tembikar. Dan menciptakan jin dari nyala api yang tidak ada asap di dalamnya. Bahwa Allah Ta’ala memberikan tugas-tugas kepada para malaikat, kemudian mereka menjalankannya. Di antara mereka ada yang ditugaskan menjaga hamba-hamba-Nya, ada yang ditugaskan mencatat amal perbuatan manusia, ada yang ditugaskan menjaga surga dan kenikmatannya, ada yang ditugaskan menjaga neraka dan siksanya, ada yang ditugaskan bertasbih pada malam hari, dan ada yang ditugaskan bertasbih pada siang hari tanpa merasa lelah sedikitpun.
Serta bahwa Allah Ta’ala melebihkan sebagian malaikat atas sebagian malaikat yang lain di antara mereka ada malaikat-malaikat yang didekatkan kepada-Nya seperti Malaikat Jibril, Malaikat Mikail, dan Malaikat Israfil, dan ada malaikat-malaikat yang tidak didekatkan pada-Nya.
Orang Muslim mengimani itu semua karena petunjuk Allah Ta’ala kepadanya, kemudian karena dalil-dalil wahyu, dan

Marah Saat Ditimpa Musibah?

HUKUM MARAH KETIKA DITIMPA MUSIBAH



Jawaban:

Ketika ditimpa musibah, manusia terbagi menjadi empat tingkat.
Tingkat pertama, bersikap marah. Sikap marah ini terbagi menjadi beberapa macam. Pertama, hatinya marah kepada Tuhannya dan mencela takdir Allah yang ditetapkan kepadanya. Tindakan semacam ini haram hukumnya dan kadang dapat menyebabkan kepada kekafiran. Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman, "Dan di antara manusia ada orang yang menyembah Allah dengan berada di tepi; maka jika ia memperoleh kebajikan, tetaplah ia dalam keadaan itu, dan jika ia ditimpa oleh suatu bencana, berbaliklah ia ke belakang. Rugilah ia di dunia dan di akhirat. yang demikian itu adalah kerugian yang nyata." (Al-Hajj:11).
Kedua, lisannya marah kepada Allah, sehingga dia mengumpat dan berkata cela tatkala berdoa dan sebagainya. Tindakan semacam ini juga haram hukumnya. Ketiga, marah dengan anggota badannya, seperti memukul pipi, merobek pakaian, terlalu bersedih, dan sebagainya. Semua ini juga haram hukumnya karena bertentangan dengan kesabaran yang diwajibkan.

Orang yang menetapkan Selain Hkm Allah

HUKUM ORANG YANG MENETAPKAN DENGAN HUKUM SELAIN ALLAH



Jawaban:
Sebelumnya saya memohon kepada Allah agar kita diberi hidayah, taufik dan kebenaran-Nya. Sesungguhnya menetapkan hukum berdasarkan apa yang diturunkan Allah Subhanahu wa Ta'ala termasuk tauhid rububiyah; karena hal itu berarti menjalankan hukum Allah yang mencakup rububiyah-Nya, kesempurnaan kekuasaan dan perintah-Nya. Maka dari itu Allah menamakan sesuatu yang diikuti selain apa yang diperintahkan-Nya sebagai rahib-rahib karena mereka diikuti, Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman, "Mereka menjadikan orang-orang alimnya dan rahib-rahib mereka sebagai Tuhan selain Allah dan (juga mereka mempertuhankan) Al masih putera Maryam, padahal mereka hanya disuruh menyembah Tuhan yang Esa, tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) selain Dia. Maha suci Allah dari apa yang mereka persekutukan." (At-Taubah: 31).
Allah Subhanahu wa Ta'ala menamakan orang-orang yang diikuti itu dengan rahib-rahib karena mereka menyaingi Allah dalam membuat syariat dan Allah menamakan orang-orang yang mengikuti dengan para hamba, karena mereka tunduk dan taat kepada rahib-rahib itu dalam menentang hukum Allah.
Ady bin Hatim berkata kepada Rasulullah Shallallahu Alahi wa Sallam, "Sesungguhnya mereka tidak menyembah berhala-berhala itu." Nabi Shallallahu Alahi wa Sallam menjawab, "Tetapi mereka telah mengharamkan apa yang dihalalkan kepada mereka dan menghalalkan apa yang diharamkan kepada mereka, lalu mereka mengikuti rahib-rahib itu dan itulah ibadah mereka kepada rahib-rahib tersebut."(Ditakhrij oleh At-Tirmidzi, kitab At-Tafsir min Surah At-Taubah, bab X. (3095), dihasankan oleh Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah dalam kitab Al-Iman, hal. 67).
Jika Anda telah memahami masalah ini, ketahuilah bahwa siapa yang tidak menetapkan hukumberdasarkan apa yang diturunkan Allah dan menetapkan hukum dengan hukum selain Allah dan rasul-Nya, maka seperti yang dijelaskan dalam ayat-ayat Al-Qur'an bahwa dia adalah orang yang tidak beriman, kafir, zhalim, dan fasik.
Kelompok pertama seperti yang difirmankan Allah Subhanahu wa Ta'ala, "Dan Kami tidak mengutus seseorang rasul melainkan untuk ditaati dengan seizin Allah. Sesungguhnya jikalau mereka ketika menganiaya dirinya datang kepadamu, lalu memohon ampun kepada Allah, dan Rasulpun memohonkan ampun untuk mereka, tentulah mereka

Maulid Nabi

HUKUM MERAYAKAN MAULID NABI



Bagaimanakah hukumnya?


Jawaban:

Pertama, malam kelahiran Rasulullah Shallallahu Alahi Wa Sallam tidak diketahui secara pasti, bahkan sebagian ulama modern menemukan bahwa Nabi Shallallahu Alahi Wa Sallam dilahirkan pada tanggal sembilan Rabiul Awal, bukan pada malam 12 Rabiul Awwal. Dengan demikian, menjadikan perayaan pada malam dua belas Rabiul Awwal tidak berdasar dari aspek histories.
Kedua, dari segi syariat, perayaan itu tidak memiliki dasar, karena seandainya itu disyariatkan, tentu dikerjakan Rasulullah atau disampaikan kepada umatnya. Jika dikerjakan atau disampaikan, tentu terjaga karena Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman, "Sesungguhnya Kamilah yang menurunkan Al-Qur'an dan sesungguhnya Kami benar-benar memeliharanya," (Al-Hijr:9).
Jika diketahui bahwa peringatakan hari Maulid Nabi bukan termasuk syariat maka dia bukan termasuk agama Allah, jika bukan termasuk agama Allah maaka hukumnya tidak boleh bagi kita unutk berbidah kepada Allah denganya dan mendekatkan diri kepada Allah denganya. Jika Allah telah menetapkan bahwa untuk bisa sampai kepada-Nya harus menggunakan cara-cara tertentu seperti yang dijelaskan Rasulullah Shallallahu Alahi Wa Sallam, mengapa kita harus membuat jalan sendiri untuk bisa sampai kepada Allah? Membuat syariat dalam agama Allah yang bukan merupakan bagian darinya termasuk kejahatan terhadap hak Allah. Tindakan itu juga berarti mendustakan fimran Allah, "Pada hari

Mengatakan Si Fulan ALM

HUKUM MENGATAKAN SI FULAN ALMARHUM



Bagaimana hukumnya perkataan seseorang "si fulan almarhum", "Semoga Allah  melimpahkan rahmat kepadanya", dan "pulang ke rahmatullah"?

Jawaban:

Perkataan seseorang, "si fulan almarhum" atau "semoga Allah melimpahkan rahmat kepadanya" tidak apa-apa, karena perkataan itu termasuk doa dan harapan, bukan dalam bentuk pengabaran. Jika itu masuk dalam katagori doa dan harapan, maka hukumnya tidak apa-apa.
Sedangkan perkataan "pulang ke rahmatullah" menurut saya juga termasuk katagori doa dan harapan, bukan termasuk pengabaran, karena masalah ini termasuk masalah gaib sehingga tidak mungkin  bagi kita untuk memastikannya. Namun  kita tidak boleh mengatakan, "intalaqa ila ar-rafiqil a'la" (pindah kepada kekasih tertinggi).
Sumber: Syaikh Muhammad bin Shaleh Al-Utsaimin, Fatawa arkaanil Islam atau Tuntunan Tanya Jawab Akidah, Shalat, Zakat, Puasa, dan Haji, terj. Munirul Abidin, M.Ag. (Darul Falah 1426 H.), hlm. 205.

Fatwa

KUMPULAN FATWA-FATWA SEPUTAR PERSOALAN KEHIDUPAN

Ikhwah fillah, pada bagian ini ana akan cantumkan kumpulan fatwa-fatwa dari para ulama' tentang persoalan-persoalan yang sering dihadapi dalam kehidupan semoga dapat kitaambil ibrah sehingga kita dapat berhati-hati dalam melangkah menuju Allah. semoga bermanfaat dan selamat menikmati :

  1. Hukum Marah ketika ditimpa musibah
  2. Orang yang menetapkan hukum dengan selain hukum Allah
  3. Hukum merayakan maulid Nabi

Shilah bin Asyyam

SHILAH BIN ASYYAM AL-ADAWIY




Shilah bin Asyyam adalah seorang ahli ibadah, gemar shalat di malam hari dan menjadi pahlawan di siang hari.

Jika malam telah merata kegelapannya, orang-orang mulai merebahkan lambung di ranjangnya, beliau bangun, memperbagus wudhu lalu berdiri di mihrabnya, memulai shalatnya dengan penuh khusyu’ di hadapan Rabb-nya.

Jiwanya memancarkan cahaya Ilahi yang menyinari bahisrahnya, diperlihatkan kepadanya tanda-tanda kekuasaan Allah di seluruh ufuk. Beliau amat gemar membaca Al-Qur’an di waktu fajar. Ketika malam memasuki seperti yang terakhir beliau tilawah Al-Qur’an hingga beberapa juz, dengan suara merdu dan perasaan haru.

Terkadang beliau merasakan betapa manisnya Al-Qur’an menyentuh seluruh relung-relung di hatinya, menggugah akalnya yang jernih untuk merasakan rasa takutnya kepada Allah, seringkali pula beliau merasakan betapa Al-Qur’an mampu membersihkan karat hatinya.

Shilah bin Asyyam menunaikan ibadahnya itu secara tertib. Tak ada bedanya bagi beliau, baik ketika tinggal di kotanya atau saat berpergian, dalam waktu-waktu sibuk ataupun di saat senggang.

Indahnya Kebersamaan

INDAHNYA BERSATU DALAM AWAL RAMADHAN DAN IDUL FITRI
BUKAN INDAHNYA PERBEDAAN!




JAKARTA (salam-online.com) Jauh-jauh hari Muhammadiyah sudah menyatakan tak ikut sidang itsbat untuk menetapkan awal Ramadhan dan 1 Syawal yang biasanya digelar oleh Kementerian Agama.


Demikian dikatakan Ketua Umum Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah, Din Syamsuddin, saat ditemui wartawan di Gedung Mahkamah Konstitusi Jakarta, Rabu (27/6/2012) lalu.

Alasannya, sidang itsbat tidak memberikan solusi terbaik pada perbedaan penanggalan yang terjadi selama ini.

“Sidang itsbat itu pada pikiran Muhammadiyah tidak perlu karena itu hanya pikiran subjektif pemerintah serta biasanya tidak ada musyawarah dan tidak ada diskusi. Seharusnya pemerintah mengayomi seluruh umat yang berbeda pendapat,” kata Din.

Muhammadiyah sendiri, telah memutuskan awal Ramadhan 1433 Hijriah akan jatuh pada 20 Juli 2012. Sementara awal shalat tarawih jelang puasa jatuh pada 19 Juli 2012.

“Muhammadiyah bisa menetapkan kapan satu Ramadhan, kapan satu Syawal, bahkan untuk 100 tahun yang akan datang karena ilmu untuk menentukan itu ilmu falak. Astronomi itu ilmu eksak. Al-Qur’an menyuruh kita untuk pandai berhitung,” terang Din.

Keputusan Muhammadiyah yang memulai 1 Ramadhan pada 20 Juli berpotensi menimbulkan perbedaan dengan ketetapan pemerintah dan Nahdlatul Ulama (NU). Pemerintah menggunakan ketentuan awal bulan posisi hilal harus lebih dari dua derajat. Padahal, pada 19 Juli posisi hilal belum di atas dua derajat. Lha, ini sudah ketahuan posisi hilal.

Jumat, 13 Juli 2012

Syurga Di Telapak Kaki Ibu

SYURGA DIBAWAH TELAPAK KAKI IBU



Muqaddimah
Ungkapan di atas sangat populer sekali dan banyak beredar di pengajian, ceramah, dan tu lisan yang menekankan keutamaan berbakti kepada kedua orang tua, terutama seorang ibu yang telah banyak berjasa besar dan melakukan pengorbanan yang luar biasa untuk anaknya.
Ungkapan ini semakin laris manis pada saat menyongsong hari ibu yang diperingati oleh sebagian kaum muslimin untuk mengenang jasa para ibunda. Namun, apakah ungkapan ini merupakan hadits Nabi?! Ataukah hanya kata mutiara saja?! Apakah kemasyhurannya adalah jaminan bahwa itu adalah ucapan Nabi?!
Berikut ini kajian singkat tentang hadits pembahasan. Semoga Allah menjadikannya bermanfaat bagi kita semua.
TEks Hadits: “Surga di bawah telapak kaki ibu.
” MAUDHU’. Diriwayatkan oleh Abu Bakar asy  Syafi’i dalam ar-Ruba’iyyat 2/25/1, Abu Syaikh dalam al-Fawaid no. 357 dalam at-Tarikh hlm. 253, ats Tsa’labi dalam Tafsir nya 3/53/1, al Qudha’i dalam Musnad Syihab 2/2/1, ad­Dulabi dalam al- Kuna 2/138 dari Manshur bin Muhajir dari Abu Nadhr al  Abbar dari Anas secara marfu’.
Sanad ini parah, karena Manshur dan Abu Nadhr tidak dikenal sebagaimana kata Ibnu Thahir, seperti dinukil oleh al  Munawi dalam Faidhul Qadir seraya mengatakan, “Hadits ini mungkar.”
Hadits ini memiliki jalur lain, diriwayatkan Ibnu Adi dalam al-Kamil 1/325 dan al  Uqaili dalam adh-Dhu’afa' dari Musa bin Muhammad bin Atha': Menceritakan kepada kami Abu Ma lih: Menceritakan kepada kami Maimun dari Ibnu Abbas d secara marfu’ (sampai kepada Nabi).
Sanad ini adalah maudhu’, sebab Musa bin Atha' adalah seorang pendusta. Al Uqaili ber  kata, “Hadits ini mungkar.”

ADAB TIDUR

ADAB TIDUR



Orang Muslim berkeyakinan bahwa tidur adalah salah satu nikmat yang diberikan Allah Ta’ala kepada hamba-hamba-Nya dalam firman-firman-Nya berikut: 
“Dan karena rahmat-Nya, Dia jadikan untuk kalian malam dan siang, supaya kalian beristirahat pada malam itu dan supaya kalian mencari sebagian dari karunia-Nya (pada siang hari) dan agar kalian bersyukur kepada-Nya.” (Al-Qashash: 73)
“Dan Kami jadikan tidur kalian untuk istirahat.” (An-Naba: 9)
Itu karena istirahat seseorang beberapa jam pada waktu malam setelah seharian bergerak itu membantu kesegaran badan, kelangsungan perkembangan dan aktifitasnya, agar dengan itu semua ia dapat menunaikan tugas yang diciptakan Allah Ta‘ala untuknya.
Mensyukuri nikmat-nikmat itu menghendaki orang Muslim menerapkan etika-etika berikut dalam tidurnya:
Ia tidak menunda tidur setelah shalat Isya’ kecuali untuk keperluan seperti belajar, atau bicara dengan tamu, atau bercumbu dengan istri, karena Abu Barazah meriwayatkan bahwa Rasulullah SAW. tidak menyukai tidur sebelum shalat Isya’, dan ngobrol sesudahnya. (Muttafaq Alaih).
Ia berusaha tidak tidur kecuali dalam keadaan berwudlu, karena Rasulullah saw. bersabda kepada Al-Barra’ bin Azib,
“Jika engkau akan pergi ke tempat tidurmu, hendaklah engkau berwudlu seperti wudhu untuk shalat.” (Muttafaq Alaih).
Ia memulai tidur dengan di atas lambung kanannya (miring ke kanan), berbantal tangan kanannya, dan tidak apa-apa

AKHLAQ SEHARI-HARI


AKHLAQ SEHARI-HARI


Nah ikhwah Fillah, pada halaman ini ana cantumkan seputar akhlaq dari pada akhlaq-akhlaq yang diajarkan dalam Islam  disarikan dari beberapa sumber. semoga dapat bermanfaat dan selamat menikmati semuanya. Ayo kita klik ITEM yang mau dibaca ya. 

  1. Adab Tidur
  2. Adab Bepergian
  3. Adab Berpakaian
  4. Adan Sifat-sifat Fitrah

Asma' Wa Shifat

BERIMAN KEPADA ASMA' WA SHIFAT ALLAH




Orang Muslim beriman kepada asmaul husna (nama-nama baik), dan sifat-sifat agung yang dimiliki Allah Ta’ala. Ia tidak mempersekutukan Allah Ta’ala dengan lain-Nya, tidak menafsirkannya kemudian meniadakannya, dan tidak menyerupakannya dengan sifat-sifat manusia dengan cara menyerupakan Allah Ta’ala dengan manusia. Itu sesuatu yang mustahil. Orang Muslim tidak bersifat seperti itu. Namun ia menegaskan untuk Allah Ta’ala apa yang telah ditegaskan Allah Ta’ala untuk diri-Nya, dan sifat-sifat dan nama-nama yang ditegaskan Rasulullah saw. untuk Allah Ta’ala. Ia buang dari Allah Ta’ala apa yang dibuang Allah Ta’ala dari dalam diri-Nya, dan aib dan kekurangan yang dibuang Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam dari diri-Nya baik secara umum, atau secara rinci. Itu semua berdasarkan dalil-dalil wahyu, dan dalil-dalil akal seperti berikut.


Dalil-Dalil Wahyu


Allah Ta’ala berfirman (yang artinya), "Hanya milik Allah asmaul husna, maka bermohonlah kepada-Nya dengan menyebut asmaul husna dan tinggalkanlah orang-orang yang menyimpang dari kebenaran dalam (menyebut) nama-nama-Nya. Nanti mereka akan mendapat balasan terhadap apa yang telah mereka kerjakan." (Al-A’raaf: 180).
"Katakanlah, 'Serulah Allah atau serulah Ar-Rahman. Dengan nama yang mana saja kalian seru. Dia mempunyai asmaul husna (nama-nama yang terbaik)'." (Al-Isra: 110).
Allah Ta’ala mensifati diri-Nya bahwa Dia Maha Mendengar, Maha Melihat, Maha Mengetahui, Maha Bijaksana, Maha Kuat, Maha Perkasa, Maha Lembut, Maha Menerima Syukur, Maha Pemurah, Maha Pengampun, Maha Pengasih, Dia berdialog dengan Nabi Musa, bersemayam di atas Arasy-Nya, Dia menciptakan dengan kedua tangan-Nya, mencintai orang-orang yang baik, ridha kepada kaum mukminin, dan sifat-sifat kepribadian dan sifat-sifat tindakan lainnya seperti Dia datang, turun, dan lain sebagainya yang telah Dia turunkan di Kitab-Nya, dan diucapkan Rasul-Nya saw.
Rasulullah saw. menjelaskan tentang hal tersebut dalam hadits-hadits shahih dan tegas dari beliau. Sabda beliau saw. (yang artinya), "Allah tertawa kepada dua orang salah seorang dari keduanya membunuh orang satunya, namun keduanya masuk surga." (Muttafaq Alaih).

Beriman Kepada Uluhiyah

BERIMAN KEPADA ULUHIYAH ALLAH




Orang Muslim beriman kepada ketuhanan Allah Ta’ala bagi seluruh manusia sejak manusia pertama hingga manusia terakhir. Tidak ada Tuhan yang berhak disembah kecuali Allah Ta’ala. Itu semua berdasarkan dalil-dalil wahyu, dalil-dalil akal, dan sebelum itu semua adalah petunjuk Allah Ta’ala. Sebab, barang siapa diberi petunjuk oleh Allah Ta’ala, ia mendapatkan petunjuk, dan barang siapa disesatkan Allah Ta’ala, ia tidak ada yang bisa memberinya petunjuk.

Dalil-Dalil Wahyu


Kesaksian Allah Ta’ala, kesaksian para malaikat, dan kesaksian orang-orang berilmu terhadap ketuhanan Allah SWT.
Allah Ta’ala berfirman (yang artinya), “Allah menyatakan bahwa tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) melainkan Dia, Yang menegakkan keadilan. Para malaikat dan orang-orang yang beriman (juga menyatakan yang demikian itu). Tak ada Tuhan (yang berhak disembah) melainkan Dia, Yang Mahaperkasa lagi Mahabijaksana.” (Ali Imran: 18).
“Allah, tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) melainkan Dia, Yang Hidup kekal lagi terus-menerus mengurus (makhluk-Nya) tidak mengantuk dan tidak tidur.“ (Al-Baqarah: 255).
“Dan Tuhan kalian adalah Tuhan Yang Maha Esa tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) melainkan Dia, Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang.” (Al-Baqarah: 163).
Allah Ta’ala berfirman kepada Nabi Musa a.s. , “Sesungguhnya Aku ini Allah, tidak ada Tuhan (yang hak) selain Aku, maka sembahlah Aku dan dirikanlah shalat untuk mengingat Aku.” (Thaha: 14).
Allah Ta’ala berfirman kepada Nabi Muhammad saw., “Maka ketahuilah, bahwa sesungguhnya tidak ada Tuhan (Yang Haq) melainkan Allah.” (Muhammad: 19).